Kisah Indah Sang Tokoh Intektual Yang Tawadhu'

*)Oleh: Masroin Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan

Kisah yang akan penulis sampaikan berikut ini merupakan kisah seorang intelektual dan abidun, kaya, bersahaja serta sederhana, yang diceritakan oleh seorang intelektual juga yaitu Amien Rais.

Tehnolog Terkemuka

Beliau berkisah dalam buku Amien Rais Inilah Jalan Hidup Saya, beliau bercerita sebagai berikut ;Sebagai sahabat Pak Habibie, saya punya kesan yang sangat baik. Pak Habibie adalah seorang tehnolog terkemuka, seorang bapak, seorang suami, dan seorang pemimpin yang baik. Hubungan saya dengan Pak Habibie terjalin dengan akrab, setelah lahirnya ICMI. Sebagai ketua Dewan Pakar, setiap kali ke Jakarta saya mampir ke BPPT atau mampir ke rumah Pak Habibie di Kuningan. Keperluannya adalah untuk menyampaikan berbagai masukan serta program-program ICMI yang banyak diharapkan masyarakat.

Habibie, sejauh yang saya ketahui terutama adalah seorang intelektual. Dia memang yakin sekali bahwa peran ilmu pengetahuan sangat penting di dalam mengubah nasib sebuah bangsa. Dia meyakini bahwa sesungguhnya manusia muslim yang ideal itu adalah manusia yang mengunggulkan ilmu, iman dan takwa.

Seperti pada umumnya, para intelektual rata-rata tidak menyukai kemewahan. Saya juga tidak melihat Pak Habibie hidup bermewah-mewah. Saya pernah pergi ke Jerman, menjenguk beliau di rumah pribadinya. Saya melihat rumah yang cukup asri, tetapi tidak ada unsur kemewahan, seperti perabotan yang wah, mobil mengkilap, atau alat-alat rumah.tangga yang gemerlapan. Saya juga melihat betapa sederhananya seorang Habibie itu.

Intelektual Hemat

Pak Amien menceritakan hematnya seorang Habibie, pemandangan dari yang dilihatnya atau yg disaksikan langsung.

Ada pengalaman menarik ketika saya (Amien Rais) bersama Pak Habibie dan teman-teman terbang ke Abu Dabi. Pada saat pramugari membersihkan makanan dari meja tersisa satu potong ayam goreng, Pak Habibie berkata kepada si pramugari, “Mbak, itu jangan dibuang, ya. Kalau perlu dihangatkan lagi untuk sarapan besok pagi.” Jarang saya melihat seorang sekaliber Habibie mamperhatikan penghematan sampai ke sepotong daging ayam.

Hal seperti itu juga terlihat ketika Republika mengajukan anggaran atau biaya untuk mengembangkan koran tersebut. Maka oleh Pak Habibie, banyak hal-hal yang tidak diperlukan dicoret langsung. Waktu itu saya masih ingat bagaimana bendahara Republika berdecak kagum melihat ketangkasan Pak Habibie. Ia bisa melihat cepat sekali mana yang elementer dan mana yang bukan elementer. Hal seperti ini menunjukan bahwa Habibie adalah seorang intelektual yang cerdas, sederhana dan juga berpikir hemat. “

Habibie Muslim Sejati

Sebagai seorang muslim, menurut saya dia adalah seorang muslim sejati. Keyakinannya kepada takdir sangat tinggi, sampai menyundul plafon atau atap. Sebagai contoh, Pak Habibie saya temui sebelum melakukan uji pesawat CN250. “Beliau nampak murung. Saya kemudian bertanya, “Pak Habibie kok tidak seperti biasaya? Wajah Anda kok murung? Bukankah besok pagi akan ada peristiwa besar? Rakyat akan menyaksikan uji coba pesawat baru buatan IPTN?

Namun di luar dugaan dia mengatakan, “Mas Amien, dari seluruh teori penerbangan yang saya pelajari, besok pesawat itu pasti akan terbang. Beres tidak ada masalah. Tetapi tidak ada otak manusia yang sempurna. Nanti malam saya akan shalat tahajud, untuk memohon kepada Allah supaya besok pesawat CN250 dapat terbang dengan layak dan kembali ke bandara dengan sempurna.”

Lantas beliau mengatakan bahwa seorang ilmuan sejati, pasti menyadari bahwa sesempuna-sempurna otak manusia, tentu masih ada bolong-bolong atau lubang-lubangnya.

Ini menunjukan betapa lemahnya manusia, bahkan untuk berbagai persoalan yang sifatnya teknis dan matematis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini