UM Surabaya

Kesan Sang Intektual

Pak Amien Rais sangat berkesan dengan apa yang disaksikan langsung dengan kepribadian yang memukau dari seorang Habibie, beliau mengatakan.

Setelah saya (Amien Rais) pulang, saya tercenung bahwa seorang Habibie ternyata tidak punya arogansi intelektual. Bahkan ia menunjukkan diri sebagai seorang yang tawadhu’, seorang yang rendah hati ketika berhadapan dengan kekuasaan yang lebih besar dan yang paling akbar.

Demikian juga sebagai muslim, Pak Habibie juga tidak pernah tinggal salat lima waktu. Apalagi pendampingnya, Ibu Ainun setiap hari selalu khatam satu juz Al Qur’an. Ini bisa kita banggakan, bahwa seorang isteri pejabat tinggi, seorang istri presiden, setiap hari membaca rata-rata satu juz al-Qur’an. Sebuah prestasi yang mungkin melampaui sebagian ustaz atau mubaligh kita.

Pelajaran yang patut diambil dari kedua tokoh intelektual (Pak Habibie dan Pak Amien Rais) ini ;

A. Keteladanan dari Pak Habibie

1. Seorang tehnolog terkemuka, Seorang Bapak, Seorang Suami dan seoran pemimpin yang baik.
2. Seorang Intelektual yang tidak bergemerlap harta, bersahaja, sederhana, tidak hidup mewah atau wah.
3. Seorang intelektual yang tangkas, cerdas dan hemat
4. Seorang ilmuan sejati dan bertauhid tinggi
5. Seorang intelektual yang disamping ahli ibadah wajib, juga ibadah dalam sunyi (Tahajjud).

B. Keteladanan dari P Amien Rais

1. Seorang Intelektual yang tawadhu’, tidak gengsi untuk belajar dari sahabatnya (Hsbibie).
2. Seorang Intelektual yang mau memahami kelebihan orang lain
3. Seorang yang dengan bangga menceritakan sahabtnya dari sisi positifnya, bahwa P Habibie rajin ibadah, istrinya (Ibu ainun) setiap harinya mengkhatamkan satu juz al-Qur’an
4. Seorang intelektual yang tidak plagiat
5. Seorang yang jujur mengagumi kelebihan yang di miliki sahabat karibnya kemudian di ceritakan dalam kehidupannya.

Kesimpulan

Dari kisah indah di atas, penulis menyimpulkan bahwa kedua tokoh tersebut adalah seorang yang sangat memahami agama dan menekuni keilmuan, memiliki ketauhidan yang tinggi. Memahami dan mengamalkan kitab suci diantaranya;

Pertama; Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ ۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 26)

Kedua, “Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَا نُوْۤا اِخْوَا نَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 27)

Ketiga “penulis sebut sebagai kata kunci dari P Habibie yang disampaikan P Amien Rais; “Bahwa sesungguhnya manusia muslim yang ideal itu adalah manusia yang mengunggulkan ilmu, iman dan takwa.

Semoga tulisan ini memberi infirasi dan manfaat yang sangat luas bagi kita semua. Aamiin

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini