UM Surabaya

Rumusnya bekerja pada dua arah. Orang-orang yang mengejar dunia terkadang tidak pernah menemukannya. Adakalanya mereka memiliki dunia untuk sesaat tetapi kemudian kehilangannya.

Terkadang mereka kehilangan begitu banyak sehingga menjadi putus asa, bahkan ada yang melakukan bunuh diri. Karenanya, kita perlu melihat keseluruhan persoalan secara bersamaan.

Ada empat kemungkinan berbeda. Pertama, beragama dan tetap sukses dalam arti duniawi. Kedua, beragama namun tidak berhasil dalam arti duniawi, tetapi mereka masih puas dan bahagia dengan apa yang mereka miliki.

Ketiga, ada orang-orang yang tidak religius tapi tampak sukses dalam arti duniawi, namun mereka boleh jadi kehilangan apa yang mereka miliki sehingga mendarat dalam masalah yang lebih besar.

Keempat, ada yang tidak religius dan juga tidak berhasil secara duniawi, terlepas dari seberapa keras mereka berusaha.

Kemungkinan atau pilihan terbaik dari semua ini tentu menjadi religius dan menyerahkan selebihnya kepada Allah, tetapi pada saat yang sama berusaha untuk mendapatkan kebaikan maksimal di dunia. Sama seperti kita berdoa untuk kebaikan hidup ini dan kebaikan akhirat.

Penting dicermati bahwa Al-Qur’an serta hadis menekankan bahwa seseorang akan hidup bahagia menikmati karunia Allah selama dia taat dan memenuhi perintah-Nya.

Namun demikian, banyak orang yang menikmati kehidupan mewah dengan nyaman seraya terus-menerus berbuat dosa dan maksiat.

Allah SWT berfirman: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS 16: 97)

“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa” (QS 6: 44)

Bahkan Nabi SAW bersabda

إذا رأيت الله تعالى يعطي العبد من الدنيا ما يحب وهو مقيم على معاصيه فإنما ذلك منه استدراجا

“Jika engkau melihat Allah Ta’ala memberikan kepada seorang hamba hal-hal duniawi yang dia sukai sementara dia tetap berbuat maksiat, maka ketahuilah itu hanyalah istidraj (jebakan) dari Allah Ta’ala.” (Musnad Ahmad, Vol. 4, Hal. 145).

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini