Berbagai alat garapan mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dipamerkan dalam gelaran Mechanical Engineering Expo (MEXPO), 4 Juli lalu.
Ada lebih dari 30 mesin yang bisa dilihat dan dicermati. Bahkan akan sangat berguna untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Para mahasiswa memang didorong untuk menciptaptakan alat penunjang bagi kebutuhan UMKM. Misalnya alat pemotong kentang, alat penyortir jeruk, dan lain sebagainya,” kata Ketua Prodi Teknik Mesin Ir. Iis Siti Aisyah, Ph.D.
Mesin-mesin buatan mahasiswa tersebut juga cukup variatif. Mulai dari pengaduk adonan tepung, grinder kopi, hingga alat penyortir kematangan buah.
Berbagai inovasi itu juga merupakan bentuk komitmen nyata dari Kampus Putih UMM untuk melahirkan mahasiswa yang bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan.
“Ini sengaja kami pamerkan hasil karya mahasiswa teknik mesin agar pelaku UMKM tahu inovasi apa saja yang dibutuhkan. Sehingga kita juga bisa membantu masyarakat. Ilmu yang didapat mahasiswa tidak menguap begitu saja, tapi benar-benar bisa dimanfaatkan oleh orang lain,” katanya.
Iis berharap, melalui Mexpo ini mahasiswa dapat langsung berinteraksi dengan pelaku UMKM dan memahami kebutuhan mereka. Ini juga merupakan bentuk implementasi slogan UMM “Dari Muhammadiyah Untuk Bangsa”. Bukan hanya berkutat di kampus, tapi benar-benar terjun ke permasalahan warga.
Salah satu mesin yang menarik adalah penyortir kematangan buah. Mesin tersebut menggunakan sensor warna untuk mengetahui tingkat kematangan pada buah.
Mekanismenya dimulai dengan buah yang melewati sensor warna di alat tersebut. Kemudian, secara otomatis akan dikelompokkan dengan klasifikasi buah mentah, kurang matang, dan matang. Ini mempermudah petani atau UMKM untuk memilah buah tanpa repot.
Di sisi lain, salah satu pelaku UMKM yang datang Ifa Fardiyah mengapresiasi berbagai alat yang sudah dibuat. Bahkan ia sudah menggunakan alat buatan mahasiswa teknik UMM sejak dua tahun lalu, yakni alat pengupas dan pemotong kentang.
Jika dikupas dan dipotong secara manual, ia dan pegawainya membutuhkan waktu lebih dari tiga jam. Namun, dengan bantuan alat mesin dari UMM, hanya membutuhkan satu jam saja.
“Selain itu juga capek kalau harus memprosesnya dengan manual. Jadi dua alat ini sangat bisa memperlancar proses produksi secara efisien. Saya yakin, alat-alat yang lain juga akan berguna untuk UMKM-UMKM lainnya. Tergantung apa yang dibutuhkan dan diinginkan,” jelasnya. (faq/wil/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News