Abus Saif menjawab bahwa mereka telah melakukan amal keburukan dan amal kebaikan. Kemudian catatan amal perbuatan mereka diberikan kepada mereka dari sebelah kanannya. Maka mereka membaca keburukan-keburukan mereka kalimat demi kalimat, lalu mereka bertanya, “Wahai Tuhan kami, ini adalah catatan keburukan kami, lalu manakah catatan kebaikan kami?” Maka pada saat itu Allah menghapus semua keburukan mereka dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan. Dan saat itu mereka berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Ambillah dan bacalah Kitabku (ini!). (Al-Haqqah: 19) Mereka adalah penduduk surga yang paling banyak jumlahnya.
Ali ibnul Husain Zainul Abidin telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Allah mengganti kejahatan mereka dengan kebajikan. (Al-Furqan: 70) Bahwa hal ini terjadi di akhirat nanti. Mak-hul mengatakan bahwa Allah mengampuni dosa-dosa mereka, lalu menggantinya menjadi kebaikan. Keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Ibnu Jarir telah meriwayatkan hal yang semisal melalui Sa’id ibnul Musayyab.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَزِيرِ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مسلم، حَدَّثَنَا أَبُو جَابِرٍ، أَنَّهُ سَمِعَ مَكْحُولًا يُحَدِّثُ قَالَ: جَاءَ شَيْخٌ كَبِيرٌ هَرِمٌ قَدْ سَقَطَ حَاجِبَاهُ عَلَى عَيْنَيْهِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، رَجُلٌ غَدَرَ وَفَجَرَ، وَلَمْ يَدَعْ حَاجَةً وَلَا دَاجَةَ إِلَّا اقْتَطَعَهَا بِيَمِينِهِ، لَوْ قُسِّمَتْ خَطِيئَتُهُ بَيْنَ أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَوْبَقَتْهُمْ، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أسلمتَ؟ ” قَالَ: أَمَّا أَنَا فَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “فَإِنَّ اللَّهَ غَافِرٌ لَكَ مَا كُنْتَ كَذَلِكَ، وَمُبْدِّلٌ سَيِّئَاتِكَ حَسَنَاتٍ”. فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وغَدَراتي وفَجَراتي؟ فَقَالَ: “وغَدرَاتك وفَجَراتك”. فَوَلّى الرَّجُلُ يُهَلِّلُ وَيُكَبِّرُ
“Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Wazir Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Abu Jabir; ia pernah mendengar Mak-hul mengatakan bahwa pernah ada seorang lelaki tua yang karena usianya teramat lanjut alis matanya turun ke matanya. Laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah seorang lelaki yang suka berkhianat dan berbuat lacur (durhaka). Tiada suatu keinginan pun dan tiada suatu kebutuhan pun yang aku biarkan melainkan kuterjang dan kulakukan. Seandainya dosa-dosaku dibagi-bagikan ke seluruh penduduk bumi niscaya semuanya kebagian, maka adakah jalan bagiku untuk bertobat?” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) balik bertanya, “Apakah kamu Islam?” Lelaki tua menjawab, “Adapun aku, sesungguhnya telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.” Maka Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: Sesungguhnya Allah akan mengampunimu selagi kamu tetap bertobat, dan Allah akan mengganti keburukanmu dengan kebaikan. Lelaki tua itu bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan semua perbuatan khianat dan perbuatan durhakaku?” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Juga Allah akan mengampuni perbuatan khianat dan durhakamu.” Maka lelaki tua itu pergi seraya bertakbir dan bertahlil.”
وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ مِنْ حَدِيثِ أَبِي الْمُغِيرَةِ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَمْرو ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي فَرْوَةَ -شَطْب -أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم فقال: أَرَأَيْتَ رَجُلًا عَمِلَ الذُّنُوبَ كُلَّهَا، وَلَمْ يَتْرُكْ حَاجَةً وَلَا دَاجَةً، فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: “أسلمتَ؟ ” فَقَالَ: نَعَمْ، قَالَ: “فَافْعَلِ الْخَيِّرَاتِ، وَاتْرُكِ السَّيِّئَاتِ، فَيَجْعَلَهَا اللَّهُ لَكَ خَيْرَاتٍ كُلَّهَا”. قَالَ: وغَدرَاتي وفَجَراتي؟ قَالَ: “نَعَمْ”. قَالَ فَمَا زَالَ يُكَبِّرُ حَتَّى تَوَارَى
“Imam Tabrani telah meriwayatkan melalui hadis Abul Mugirah, dari Safwan ibnu Umar, dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abu Farwah, bahwa ia datang kepada Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) dan bertanya, “Bagaimanakah pendapatmu tentang seorang lelaki yang telah mengerjakan semua jenis dosa, dan tiada suatu keinginan serta tiada pula suatu kebutuhan yang ditinggalkannya. Maka adakah jalan baginya untuk bertobat?” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) balik bertanya, “Apakah kamu telah masuk Islam?” Ia menjawab, “Ya.” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: Kerjakanlah amal-amal kebaikan dan tinggalkanlah keburukan-keburukan, maka Allah akan menjadikan kebaikan semuanya buatmu. Ia bertanya, “Bagaimanakah dengan perbuatan khianat dan kedurhakaanku?” Rasul (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab, “Ya (diganti pula dengan kebaikan).” Maka kedengaran ia terus-menerus bertakbir hingga hilang dari pandangan mata.”
Imam Tabrani meriwayatkan hadis ini melalui jalur Abu Farwah Ar-Rahawi, dari Yasin Az-Zayyat, dari Abu Salamah Al-Himsi, dari Yahya ibnu Jabir, dari Salamah ibnu Nufail secara marfu’.
قَالَ أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعة، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ شُعَيْبِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ فُلَيْح الشَّمَّاسِ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَتْنِي امْرَأَةٌ فَقَالَتْ: هَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ إِنِّي زَنَيْتُ وَوَلَدْتُ وَقَتَلْتُهُ. فَقُلْتُ لَا وَلَا نَعمت الْعَيْنُ وَلَا كَرَامَةَ. فَقَامَتْ وَهِيَ تَدْعُو بِالْحَسْرَةِ. ثُمَّ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ، فَقَصَصْتُ عَلَيْهِ مَا قَالَتِ الْمَرْأَةُ وَمَا قَلْتُ لَهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” بِئْسَمَا قُلْتَ! أَمَا كُنْتَ تَقْرَأُ هَذِهِ الْآيَةِ: {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ} إِلَى قَوْلِهِ: {إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا} فَقَرَأْتُهَا عَلَيْهَا. فخرَّت سَاجِدَةً وَقَالَتِ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ لِي مَخْرَجًا.
“Imam Tabrani telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Zur’ah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Munzir, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Syu’aib ibnu Sauban, dari Falih ibnu Ubaid ibnu Ubaidusy Syamasy, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa pernah datang kepadanya seorang wanita, lalu bertanya, “Apakah masih ada jalan tobat bagiku, sedangkan aku ini orang yang telah berbuat zina hingga punya anak, lalu saya bunuh anak itu?” Aku (Abu Hurairah) menjawab, “Tidak ada, semoga hatimu tidak tenteram dan tidak ada kemuliaan bagimu.” Maka wanita itu pergi seraya menyerukan kalimat kekecewaan. Kemudian aku (Abu Hurairah) salat Subuh bersama Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) Seusai salat, kuceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh wanita itu dan jawaban yang kukemukakan kepadanya. Maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: “Alangkah buruknya jawabanmu itu. Tidakkah kamu pernah membaca firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berikut: ‘Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah’. (Al-Furqan: 68) sampai dengan firman-Nya: ‘kecuali orang-orang yang bertobat’ (Al-Furqan: 70), hingga akhir ayat. Kemudian aku bacakan ayat tersebut kepada si wanita itu. Maka wanita itu menyungkur bersujud seraya berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan jalan keluar bagiku.”
Hadis ini garib bila ditinjau dari jalurnya, di dalam sanadnya terdapat nama perawi yang tidak dikenal.”
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui hadis Ibrahim ibnul Munzir Al-Hizami berikut sanadnya dengan lafaz yang semisal. Dalam riwayat ini disebutkan bahwa wanita itu menyerukan kalimat kekecewaan seraya berkata, “Aduhai, alangkah kecewanya daku. Apakah kebaikan ini diciptakan untuk neraka?”
Dalam riwayat ini disebutkan bahwa ketika Abu Hurairah pulang dari sisi Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., ia mencari wanita itu ke seluruh pelosok kota Madinah, tetapi tidak menjumpainya. Kemudian pada malam berikutnya wanita itu datang sendiri kepada Ahu Hurairah, dan Abu Hurairah menceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) Maka wanita itu menyungkur bersujud seraya berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan jalan keluar bagiku dan menerima tobat dari apa yang telah kukerjakan.” Lalu wanita itu memerdekakan budak perempuan miliknya berikut anak perempuannya, dan ia bertobat kepada Allah (Subhanahu wa Ta’ala).