UM Surabaya

Mitos Bulan Pembawa Sial

Masyarakat di wilayah Indonesia khususnya di daerah Jawa menganggap bulan Muharam atau yang mereka kenal sebagai bulan Sura adalah bulan keramat. Pada waktu-waktu tersebut, mereka menghentikan segala aktivitas besar seperti hajatan atau perjalanan jauh, karena mereka meyakini akan terjadi hal nahas atau sial.

Tak terkecuali dengan dihindari oleh pasangan yang hendak menikah. Menurut klaim mereka, pasangan yang melangsungkan pernikahan di bulan Muharam kerap mendatangkan keburukan bagi keberlangsungan rumah tangga.

Budaya ini sudah mengakar sebagai warisan nenek moyang. Meyakini adanya hari atau bulan yang sial merupakan bentuk celaan terhadap Allah sebagai pencipta waktu (masa). Rasulullah saw bersabda: “Janganlah kalian mencela masa, karena sesungguhnya Allah adalah masa.” (HR. Ahmad Sahih No. 9972)

Allah adalah pencipta waktu, mencela ciptaan Allah berarti sama saja dengan mencela Penciptanya. Rasulullah saw bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Anak Adam telah menyakiti-Ku dia suka mencela masa. Padahal Aku pencipta masa. Akulah yang menggilir siang dan malam.” (HR. Muslim Sahih No. 4166)

Hari, bulan, dan tahun semuanya Allah ciptakan baik, tidak ada yang buruk apalagi membawa sial. Sesungguhnya, hal-hal buruk yang ada adalah takdir Allah dan tentunya tidak akan diketahui manusia kecuali setelah terjadi, semuanya atas kehendak Allah yang Maha Tahu Segala.

Mengkambinghitamkan waktu sebagai penyebab kesialan adalah kebiasaan masyarakat Arab jahiliyah.

Amalan Bulan Muharam Menurut Muhammadiyah

Bulan Muharam adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah Islam. Nama Muharam berasal dari kata “haram”, yang berarti suci atau terlarang, menunjukkan bahwa bulan ini dihormati dengan larangan perang.

Dalam Al-Quran, Surat At-Taubah ayat 36, Muharram termasuk dalam empat bulan suci (arba’atun hurum) bersama Zulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Di bulan ini, umat Islam diperintahkan untuk melakukan berbagai amalan ibadah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Salah satu momen penting dalam bulan Muharram adalah puasa pada hari ke-10, disebut ‘Asyura, yang disyariatkan sebelum wajibnya puasa Ramadan. Amalan ini dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sesuai dengan ajaran yang terkandung dalam hadis-hadis yang menggambarkan praktik puasa tersebut. Berikut amal di bulan Muharam menurut Muhammadiyah:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini