*) Oleh: Ustaz Muhammad Nashihudin, MSi,
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur
Warga Palestina dan Gaza hari hari menunggu kemerdekaannya di negeri yang penuh berkah, dan bagi para pejuangnya yang gugur pasti disambut bidadari surga.
Allah SWT tidak tidur, tidak lalai tetapi selalu menjaga dan memberikan ketenangan dan kemerdekaan untuk hamba hamba Nya yang jihad fi Sabilillah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْـكُفَّا رَ وَا لْمُنٰفِقِيْنَ وَا غْلُظْ عَلَيْهِمْ ۗ وَ مَأْوٰٮهُمْ جَهَـنَّمُ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
“Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah Neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 73)
Perang Israel-Hamas telah berlangsung selama lima bulan dan hingga berita ini diturunkan, masih belulm memperlihatkan sinyalemen akan berakhir. Sejak serangan 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas terus bertambah menjadi 32.430 orang dan sekitar 1.139 orang tewas di Israel per 21 Maret 2024. Tak hanya itu, akibat serangan Israel ini pula, ribuan warga Gaza dilanda kelaparan.
Di sisi lain selama konflik berlangsung, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial yang memicu debat dan kritik dari berbagai pihak di seluruh dunia. Pernyataan-pernyataan tersebut mulai dari tidak akan menghentikan perang hingga menolak mengakui Palestina sebagai negara. Berikut deretan pernyataan kontroversial Netanyahu yang dirangkum Tempo dari berbagai sumber.
- Tidak Ada Negara Palestina
Salah satu pernyataan Netanyahu yang paling kontroversial adalah dia menolak kemungkinan pembentukan negara Palestina. Orang nomor satu di Israel itu, juga mengatakan Israel harus memiliki kendali penuh atas seluruh wilayah Palestina yang berada di sebelah barat Sungai Yordan.
“Posisi yang saya sampaikan didukung mayoritas warga Israel yang mengatakan kepada Anda setelah serangan 7 Oktober: ‘Kami tidak ingin melihat negara Palestina’,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan media Politico, dilansir dari Antara.
Palestina mencari pengakuan diplomatik atas negara merdeka mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian diduduki oleh Israel, dan Jalur Gaza. Namun pemerintah Israel menolak mengakui Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen.