*) Oleh: Afifun Nidlom, S.Ag, M.Pd, MH,
Dosen Umsida dan Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jatim
اَلْحَمْدُ ِلِلَّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِسْلاَمِ وَالتَّقْوَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ يُحْسِنُ لِلْمُتَّقِيْنَ الْعُقْبَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا، يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Menurut Ralph Piddington pakar sosiologi, bahwa manusia secara universal, memiliki kebutuhan atau dikenal dengan human needs, ada 3 kategori: 1) Kebutuhan primer, kebutuhan yang sama manusia dengan hewan, yaitu makan, minum, istirahat, berkeluarga, daya tahan menghadapi lawan maupun penyakit; 2) Sekunder, kebutuhan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mencari kehormatan, kebanggaan atas kelompoknya, mencari kehidupan yang lebih baik; 3) Integratif, kebutuhan akan kepuasan hati, menikmati rasa seni, tempat yang aman dan tertib, hidup yang lebih sempurna dan mengadu kepada Tuhan menurut agama yang dipercayainya.
Namun menurut Abraham Maslow (1954:15), kebutuhan hidup yang universal itu ada 5 macam: 1) Kebutuhan pokok jasmani makan minum istirahat; 2) Kebutuhan kepada keamanan; 3) Kebutuhan hidup bermasyarakat; 4) Kebutuhan akan penghargaan dan kehormatan; 5) Kebutuhan akan hidup yang lebih sempurna.
Dalam pelaksanaannya, manusia mencari bahan kebutuhan hidup itu sangat dipengaruhi bahkan dikendalikan oleh nafsu-nafsu (instinct). Dapat dibayangkan, bahwa kebutuhan manusia itu berupa barang, maka bergantung kepada nafsu masing-masing, mana yang didahulukan dan diunggulkan. Karena kebutuhan hidup dengan nafsu itu keduanya bersesuaian menjadi satu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Para pakar Ilmu Jiwa menyatakan bahwa tiap manusia itu mempunyai nafsu harta, tahta, wanita dan agama. Manusia tidak mungkin melengahkan terhadap nafsu harta, tahta dan wanita. Karena harta, tahta dan wanita merupakan bekal hidup di dunia yang menjadi alat mencari pahala akhirat.
Maka, inilah posisi agama. Menjadi pengendali untuk mengarahkan semua ikhtiar agar menempuh jalan ke surga. Agama menjadi panglima dalam mengendalikan semua nafsu untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia. Keselarasan nafsu dan kebutuhan hidup itu dikategorikan sebagai perhiasan.
Perhiasan manusia yang dominan adalah harta, tahta, wanita dan agama. Wimmersma Greidanus memakai istilah egocentros (harta), polemos (tahta), eros (wanita) dan religios (agama).