Al-Qur’an mencantumkan nafsu-nafsu manusia, yaitu:
1. Insting Egocentros (Nafsu Harta)
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ1 الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ 2يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ3
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.” (QS. al-Humazah/104: 1-3).
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ 8
“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS. Al-‘Adiyat/100: 8).
2. Insting Polemos (Nafsu Kuasa)
Insting polemos mendesak manusia untuk memenuhi kuasa. Mencari atau mempertahankan kekuasaan. Kisah Fir’aun, karena nafsu kuasanya terlalu dimanjakan, bahkan dia mengaku menjadi tuhan dengan segala kekuasaannya. Namrud, Raja Babilonia, menampakkan kesombongan dirinya sebagai penguasa.
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَاأَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Dan berkata Fir`aun: hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (QS. al-Qashash/28: 38).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
3. Insting Eros (Nafsu Birahi)
Insting Eros mendorong manusia untuk memenuhi nafsu birahi. Al-Qur’an menerangkan:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran/3: 14)