Yang pertama adalah tauhid ketuhanan. Kata Hidayatullah, umat Islam harus bisa menguatkan ketauhidan kita untuk mengesakan Allah. Jadi konsep laa ilaaha illallah diterjemahkan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah, tunduk dan patuh hanya kepada Allah.
“Terkait tauhid penciptaan, kita ini yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan seluruh alam dan seisinya, termasuk mencukupi kebutuhan kita. Bagaimana cara Allah mencukupi ada banyak jalan, satu sama lain tidak sama,” papar Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim ini.
Karena itu, imbuh Hidayatullah, orang yang bertauhid bisa mendapatkan nikmat melalui banyak cara, entah dari siapa, di mana, dan di momen apa nikmat itu diberikan Allah.
Dengan begitu, maka Allah akan menambah banyak nikmat-Nya. Hal tersebut juga telah dijelaskan dalam Al-Quran tepatnya surat Ibrahim ayat 7:
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”
Hidayatullah menambahkan bahwa orang yang memiliki tauhid kuat, dia pasti merdeka karena dia hanya punya sandaran yang utama, yaitu Allah semata. Jika sudah memahami dimensi-dimensi tauhid, maka akan disadari beberapa peran tauhid.
1. Tauhid menuntun dalam bertuhan. La Ilaha illallah, tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan di dunia ini ada berapa? Dari tuhan-tuhan yang sebanyak itu hanya satu yang dipertahankan yaitu Allah.
“Apakah di dalam hidup kita ini kita pernah merasakan kita memperturutkan hawa nafsu? Pada saat itulah kita tidak sadar atau kita sedang terheboh oleh hawa nafsu. Dalam konsep tauhid, kita telah mempertuhankan hawa nafsu kita,” katanya
2. Orang yang bertauhid jiwanya tenang. Sebaliknya, jika tidak bertauhid dia akan gelisah. Mengapa? Karena mereka tidak bersandar kepada Allah.
“Uang tinggal Rp 2 juta dicuri orang, kita bingung takut tidak bisa makan besok hari. Jika kita bertauhid, kita serahkan kepada Allah, maka yakin bahwa Allah akan mengganti dengan yang lain,” terang dia.
3. Tauhid bisa menemukan arah yang pasti dalam kehidupan.
4. Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik.