Bangun Ekosistem Masyarakat, Muhammadiyah Perlu Sinergi dengan Banyak Pihak
Agung Danarto (kanan) bersama pengurus MPM PP Muhammadiyah. foto: ist
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agung Danarto membuka Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) Nasional I di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Jumat (12/7/2024).

SEKAM Nasional I ini rencananya akan diselenggarakan mulai 12 sampai 15 Juli 2024 dan diikuti 60 peserta perwakilan dari 19 Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dari seluruh Indonesia.

Agung menyampaikan, angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Mereka yang berpenghasilan tidak lebih dari Rp. 600.000 per bulan masih banyak. Menyibak angka kemiskinan, Agung menyebut antara perkotaan dan perdesaan tidak begitu timpang.

“Artinya kemiskinan tidak hanya terjadi di pedesaan, tapi juga di perkotaan, dan orang miskin ini adalah target pertama gerakan dakwah Muhammadiyah,” ungkap Yamin.

Sebagai muslim, kata Agung, tidak cukup hanya dengan menjalankan salat, tapi juga harus mengaktualisasikan ajaran Agama Islam itu dalam kehidupan sehari-hari, serta bermanfaat bagi relasi sosial dan peningkatan kesejahteraan umat.

Pemberdayaan masyarakat tidak semudah membalik telapak tangan, sebab memberdayakan masyarakat kalau dilakukan secara serius akan berhadapan dengan mafia dalam konteks yang lebih luas.

“MPM tidak cukup hanya dengan memberikan makan, tidak cukup juga dengan hanya memberikan kail,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Agung, MPM didorong untuk membangun ekosistem masyarakat. Tidak hanya memberdayakan masyarakat pada sisi hulu, melainkan sampai hilir. Pembangunan ekosistem pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan secara sinergis.

“Untuk menciptakan ekosistem harus bersinergi dengan banyak kalangan, baik itu dengan internal Muhammadiyah, maupun bersinergi yang melintas,” imbuhnya.

Lebih-lebih dengan internal Persyarikatan Muhammadiyah, kata Agung, pemberdayaan harus dilakukan lintas majelis, lembaga, bahkan bersinergi dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk menggelorakan kembali keberpihakan terhadap kelompok marjinal.

Pada kesempatan yang sama, Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin dalam paparannya menyampaikan kegiatan ini adalah turunan dari Program Kerja Muhammadiyah yang dihasilkan pada Muktamar ke-48 di Surakarta.

Sementara itu, terkait dengan pemilihan lokasi SEKAM Nasional I di UMJ ini karena fase kesejarahan yang dilalui oleh UMJ sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yang paling awal.

“SEKAM Nasional I ini di UMJ, karena UMJ ini adalah universitas Muhammadiyah yang awal. Ini tentu memiliki pesan sejarah, bahwa UMJ telah melampaui fase sejarah yang sangat penting di negeri ini,” kata Yamin.

Fase sejarah yang dilalui oleh UMJ, kata Yamin, membuktikan nilai-nilai perjuangan dan dakwah Muhammadiyah tidak lekang oleh waktu. Maka kader diharapkan melek sejarah perjuangan Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia.

Merujuk hasil Muktamar ke-48 Muhammadiyah untuk penguatan dakwah pada masyarakat akar rumput. Hemat MPM masyarakat akar rumput kini kehilangan ‘akarnya’ mereka tidak memiliki pijakan hidup digoyang oleh angin kehidupan.

MPM mengamati masyarakat akar rumput ini meliputi petani, nelayan, buruh, serta komunitas-komunitas marjinal baik yang di perkotaan maupun perdesaan. Oleh karena itu dibutuhkan kader pemberdayaan untuk menyambung dakwah Muhammadiyah.

“Karena pemberdayaan masyarakat itu membutuhkan nafas panjang, membutuhkan energi besar. Maka kader-kader pemberdayaan masyarakat diperlukan untuk menjaga kesinambungan dakwah Muhammadiyah,” tuturnya.

Di sisi lain, Ketua PWM DKI, Ahmad Abu Bakar mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan ini. Selama ini pekerjaan Muhammadiyah memang tidak bisa dilepaskan dari pemberdayaan, khususnya masyarakat marjinal.

Di sisi lain, kerja-kerja pemberdayaan masyarakat bagian tidak terpisahkan dari cara Muhammadiyah untuk memperjuangkan agama Allah SWT yaitu Islam. Sebab dalam Islam membangun kesejahteraan umat adalah ajaran agama yang mendasar

Wakil Rektor IV UMJ, Septa Chandra menyambut baik dipilihnya UMJ sebagai tuan rumah acara SEKAM Nasional I. Pembangunan bangsa menurutnya dimulai dari desa atau masyarakatnya, diharapkan kader yang selesai mengikuti SEKAM ini bisa memainkan peran tersebut.

“Semoga kegiatan ini bisa berjalan baik dan sukses, sebagaimana Khittahnya Muhammadiyah,” katanya.

Turut hadir dalam kesempatan ini Ketua Umum PP Muhammadiyah 1995-1998, Amien Rais yang akan menyampaikan keynote speech dan memotivasi kader peserta SEKAM Nasional I di UMJ ini. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini