Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Sukadiono meraih penghargaan tokoh inspiratif katagori Top Leader Manajemen dan Pengembangan Pendidikan yang diberikan Radar Surabaya Awards, Jumat (12/7/2024)
Program Radar Surabaya Awards diberikan sebagai penghargaan dan pengakuan tertinggi kepada insan dan instansi yang berkomitmen dalam memajukan kehidupan di segala bidang untuk masyarakat.
Pemberian penghargaan ini bukan tanpa alasan, pasalnya dalam kepemimpinannya menjadi rektor selama tiga periode, Suko memiliki banyak terobosan dalam kemajuan pengembangan pendidikan.
Mulai berdirinya Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), banyaknya prodi terakreditasi unggul serta melesatnya peringkat UM Surabaya dalam skala nasional menurut penilaian Webometrics dan UniRank selama beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, ketika diamanahi sebagai Rektor di UM Surabaya pada tahun 2012, ia menyadari bahwa banyak tantangan yang akan dihadapi.
Mulai dari penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana-prasarana, penguatan kerja sama internasional, penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, hingga penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
“Selain tantangan internal, tantangan eksternal juga cukup berat mengingat UM Surabaya berada di sebuah kota besar yang dihimpit puluhan kampus ternama di Indonesia, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perjuangan membesarkan kampus di Surabaya tentunya berbeda dengan daerah lainnya,” ujar Sukadiono.
Saat ini, Suko (panggilan karibnya) memimpin 451 Dosen dan 224 Tenaga Kependidikan dari 9 Fakultas dan 35 Program Studi dan Biro/UPT/Lembaga. Serta melayani ribuan mahasiswa dengan berbagai macam latar belakang, karakter, dan watak bukan suatu perkara yang mudah. Dinamika dan gejolak sangat mungkin terjadi.
Suko selalu menggunakan pendekatan persuasif dan komunikasi yang asertif untuk memahami karakter dari orang yang dia pimpin, sehingga sivitas akademika UM Surabaya semuanya merasa nyaman di kepemimpinannya.
Dengan model kepemimpinan yang ia terapkan, dinamika yang timbul dapat terkendali dengan baik, dan menjadi energi positif dalam pengembangan UM Surabaya.
“Ada tiga kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, khususnya dalam hal memimpin perguruan tinggi, tiga hal tersebut adalah perubahan (Change), mimpi (Dream), serta perbedaan (Different). Tiga indikator tersebut menunjukkan kesuksesan sebagai seorang pemimpin,” papar dia.
Terakhir, menurut Suko, menjadi pemimpin di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tidak ada kata lelah, berpikir terbuka dan menerima kritik dengan lapang dada, serta menjaga kondusivitas institusi merupakan modal utama dalam menjadikan Perguruan Tinggi menjadi unggul.
“Tidak mudah mendendam, mereda amarah, dan selalu berpikiran positif menjadi kunci juga sebagai pemimpin bagi sebuah institusi besar yang akan terus berkembang pesat di kemudian hari,” ujar Suko. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News