Anugerah Bintang dari Tuhan
Ilustrasi fil Sang Pencerah
UM Surabaya

*) Oleh: Masro’in Assafani, MA
Wakil Ketua PDM Lamongan

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)

Kandungan Ayat

1. Adab dalam majelis: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah.”

2. Derajat orang-orang beriman: “niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu.”

3. Bintang anugerah ilmu: “dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

4. Perhatian Allah: “Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)

Ibrah

1. Adab di dalam majelis, semisal memberikan kesempatan duduk kepada yang baru hadir, ini menandakan bagian dari keimanan dan keilmuan seseorang.

2. Memberi bintang anugerah (derajat) orang-orang beriman, dari iman inilah hingga murid menghormati gurunya, santri tawadu kepada kiainya, walaupun sang murid, santri menduduki derajat yang lebih tinggi dari sang guru.

3. Memberi bintang anugerah langsung kepada orang-orang berilmu.

4. Maka sepantasnya manusia harus memberi kehormatan pada orang-orang yang berilmu, maka iman dan ilmu harus berdampingan, iman tanpa ilmu pincang, ilmu tanpa iman kehancuran.

5. Iman dan ilmu bila menyatu dalam diri manusia, maka akan bermanfaat ilmunya, tidak menjadi sombong pribadinya.

Mutiara hikmah

“Iman dan ilmu laksana matahari dan bulan.”

“Guru dan murid bagaikan fajar dan embun pagi.”

Catatan

– Ayat ini sangat mendidik pada jiwa murid yang harus menjadi kenangan dengan ilmu yang didapat dari gurunya

– Maka murid yang berkepribadian luhur akan senantiasa mengenang gurunya.

– Sebagaimana penulis dimasa sekolah mendapat pelajaran dari guru dengan lagu nasional dalam untaian syair “Himne Guru” yakni pahlawan tanpa tanda jasa yang di ganti menjadi pembangun Insan cendekia.

Lirik Lagu Hymne Guru

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru/Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku/S’bagai prasasti t’rima kasihku ‘tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan/Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa/Pembangun insan cendekia

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru/Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku/S’bagai prasasti t’rima kasihku ‘tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan/Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa/Pembangun insan cendekia. (yang di masa penulis sekolah; “Tanpa Tanda Jasa”).

Semoga Allah mengampuni, memberkahi dan merahmati kita. Aamiin.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini