Hati-Hati Terkena Istidrad dan Menjadi Budak Dunia
foto: istock
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Kebaikan adalah apa saja yang dapat menenangkan hati kita dan menentramkan jiwa kita. Sedangkan keburukan adalah apa saja yang membuatkan hati kita gundah dan tidak tenang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu.

البر حسن الخلق , و الإثم ما حاك في نفسك و كرهت أن يطلع عليه الناس

“Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa saja yang meragukan jiwamu dan kamu tidak suka memperlihatkannya pada orang lain.” (HR. Muslim)

Dalam hadis lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

عن وابصة بن معبد رضي الله عنه قال : أتيت رسول الله صلى الله عليه و سلم , فقال: جئت تسأل عن البر؟ قلت: نعم. قال: استفت قلبك. البر مااطمأن إليه النفس واطمأن إليه القلب. والإثم ماحاك في النفس و تردد في الصدر وإن أفتاك الناس وأفتوك.

Dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berkata, “Kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Aku menjawab, benar. Kemudian beliau bersabda, “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (HR. Ahmad (4/227-228), Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (22/147), dan Al Baihaqi dalam Dalaailun-nubuwwah (6/292))

Yang dimaksud dengan al birru adalah kebaikan yang banyak. Sedangkan yang dimaksud dengan akhlak yang mulia adalah seseorang senang jiwanya, lapang dadanya, tenteram hatinya, dan baik pergaulannya.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kebaikan adalah akhlak yang baik.”

Maka jika seseorang mempunyai akhlak yang baik terhadap Allah Azza wa Jalla dan kepada sesamanya, maka ia akan memperoleh kebaikan yang banyak, dadanya lapang terhadap Islam, hatinya menjadi tenang dengan iman, dan bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik. (Syarhul Arba’in An Nawawiyyah)

Adapun dosa, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa ia adalah, “Apa saja yang meragukan dalam hatimu.” Ketika itu beliau berbicara kepada An-Nawwas bin Sam’an, salah seorang sahabat yang mulia. Tidak ada sesuatu yang meragukan dan tidak menenangkan jiwanya kecuali perbuatan dosa.

Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apa saja yang meragukan jiwamu dan kamu tidak suka untuk memperlihatkannya kepada orang lain.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini