Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman): Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.
”Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri- isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan : 74)
Yang jelas doa orangtua pada anaknya adalah doa yang mustajab. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orangtua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Daud 1536, Ibnu Majah 3862 dan Tirmidzi 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadis ini sahih)
Oleh karenanya, jangan sampai orangtua melupakan doa baik pada anaknya, walau mungkin saat ini anak tersebut sulit diatur dan nakal. Hidayah dan taufik di tangan Allah.
Siapa tahu ke depannya, ia menjadi anak yang shalih dan manfaat untuk orangtua berkat doa yang tidak pernah putus-putusnya.
2. Orangtua Harus Memperbaiki Diri dan Menjadi Saleh
Kalau menginginkan anak yang saleh, orangtua juga harus memperbaiki diri. Jangan bermaksiat, jangan tinggalkan salat, masih enggan menutup aurat. Sebagian salaf sampai-sampai terus menambah salat, cuma ingin agar anaknya menjadi saleh.
Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya: “Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi shalih).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)
Bukti lain pula bahwa kesalehan orangtua berpengaruh pada anak, di antaranya kita dapat melihat pada kisah dua anak yatim yang mendapat penjagaan Allah karena ayahnya adalah orang yang saleh.
Silakan lihat dalam surat Al-Kahfi: “Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” (QS. Al-Kahfi : 82)