Tiga Faktor Penting
Lalu, bagaimana strategi Muhammadiyah menangkis fenomena dan kekeliruan tersebut?
Sulthon Amien menegaskan ada tiga faktor penting yang harus dilakukan. Pertama, perlunya memanfaatkan potensi dan sumber daya dan potensi yang ada
“Saya percaya kita semua memiliki potensi yang belum optimal. Maka dibutuhkan kader yang bisa menggantikan peran seseorang di Muhammadiyah saat ini,” ujarnya.
Jika memang sudah memiliki pilihan kader, terang Sulthon, hendaknya dimotivasi dan diberi dorongan. Juga perlu melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Ada banyak yang bisa dilibatkan dalam pengembangkan strategi dakwah Islam berkemajuan Muhammadiyah.
Semisal, menggandeng pihak lintas majelis/lembaga/ortom, menjalin kerja sama dengan organisasi/komunitas, dan melakukan pemetaan kebutuhan dan potensi dakwah.
Kedua, mengeksekusi melalui berbagai saluran dan jaringan yang dimiliki. Kader Muhammadiyah harus bisa memanfaatkan kelebihan yang dimiliki. Seperti relasi, akses, fasilitas, dan kemampuan lain walau tidak terlalu besar.
“Misalnya saat kumpul keluarga, momen tersebut bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk menyampaikan dakwah kepada anak muda untuk menyampaikan risalah-risalah Islam. Dakwah tak harus disampaikan di satu ruangan yang sama dan berbicara seperti layaknya seminar, tapi bisa dilakukan melalui berbagai cara,” papar komisaris Laboratorium Parahita tersebut.
Penyampaian dakwah bisa dilakukan menggunakan beberapa cara. Yang pertama yaitu bil lisan, bisa melalui khotbah, diskusi, seminar, dan nasihat- nasihat. Yang kedua yakni bil-hal, yaitu melalui perbuatan langsung, seperti di RSMA, Lazismu, dan lainnya.
Ketiga, ada bi-tadwin, dakwah yang dilakukan melalui tulisan. Jenis penyampaian dakwah yang keempat yakni bil-hikmah, yaitu menyampaikan seruan secara arif dan bijaksana, misalnya melalui media sosial.
“Para civitas akademika harus mampu menyampaikan dakwah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Terlebih saat ini, cara penyampaian informasi kepada masyarakat umum berbeda dengan 5 atau 10 tahun sebelumnya,” tutur pria kelahiran Sidoarjo, 10 Maret 1957 ini. (romadhona s)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News