Agus Taufiqurrahman: Semangat Muhammadiyah adalah Membangun Dan Menjaga Budaya Prestasi.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman.
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman memandang, hubungan kepintaran dan akhlak jika disatukan maka Indonesia bisa maju.

“Kalau akhlaknya baik, digabung dengan otak pintar, pasti bangsa akan maju. Lembaga pendidikan Muhammadiyah menciptakan anak-anak beriman dan akhlak bagus disertai dengan kompetensi yang unggul untuk menghadapi tantangan kehidupan,” jelas Agus dalam Peresmian Klinik PKU Muhammadiyah Al Mujahidin dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Asrama Putri 2 Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul, Ahad (14/7/2024).

Agus menambahkan, semangat Muhammadiyah adalah membangun dan menjaga budaya prestasi. Dalam kesempatan itu Agus turut mengapresiasi perkembangan dari Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin yang saat ini peningkatan jumlah santrinya luar biasa terjadi peningkatan.

Hal ini, kata Agus, menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada lembaga pendidikan Muhammadiyah khususnya Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin semakin baik.

“Tentu ini karena prestasi dan mutu yang selamanya senantiasa dikawal oleh Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin. Oleh karena itu, Pimpinan Pusat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh penggerak Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin, mengembangkan pembangunan asrama lagi karena melihat animo dari santri yang terus meningkat,” ucap Agus.

Tak hanya pembangunan Asrama Putri 2, Agus juga menyoroti keberadaan Klinik PKU Muhammadiyah Al Mujahidin yang baru diresmikan. Adanya klinik Al Mujahidin ini diharapkan bisa mewarisi spirit Muhammadiyah membangun klinik di era Kyai Sudjak, generasi awal PKU (dulunya PKO) kala itu.

Klinik ini tentu akan menjadikan Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin semakin berkemajuan. Oleh karena itu pimpinan pusat Muhammadiyah mendukung apa yang dilakukan oleh Pesantren Muhammadiyah Al Mujahidin.

“Semoga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka membangun center of excellent Muhammadiyah di Gunungkidul,” harap Agus.

Terkait pengelolaan klinik, Agus menyampaikan lima ciri pelayanan Muhammadiyah. Pertama, welas asih, tidak ada dokter dan tenaga kesehatan yang marah-marah dan tidak memberi keteladanan kepada pasien.

Spiritnya harus menolong dengan ramah kepada semuanya. Kedua, harus inklusif, maka siapapun harus ditolong, apapun agamanya, kelas sosialnya, harus berikhtiar menolong siapapun dengan nilai-nilai Islam.

Ketiga, pro dhuafa, rumah sakit dan klinik Muhammadiyah harus mengutamakan yang tidak mampu, berapapun kelasnya harus dilayani dengan baik. Keempat, berkemajuan, amal usaha kesehatan Muhammadiyah harus unggul di segala hal, baik sumber daya manusia, sarana prasarana, dan sebagainya.

Kelima, Islam sebagai nilai dasar semua. Setiap tenaga kesehatan harus bisa membimbing pasien dengan nilai-nilai Islam. Kalau sembuh dan pulih semoga barokah, kalau pun wafat di RS Muhammadiyah, semoga husnul khotimah. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini