Menyikapi Kegagalan
Saya mendiskripsikan kegagalan dan keberhasilan secara sederhana. Berhasil adalah ketika keinginan seseorang bisa terpenuhi.
Gagal, berarti ada harapan yang belum bisa dicapai. Perasaan sedih dan senang, adalah akibat yang muncul dari cara seseorang menyikapinya.
Sejatinnya, orientasi gagal dan sukses itu akan bermuara pada satu akar yang sama, yaitu keinginan.
Kebijaksanaan seseorang dalam mengendalikan keinginan akan sangat berpengaruh pada dampak yang akan ditimbulkannya.
Ada yang terpuruk karena kegagalan. Sebaliknya, ada juga yang senang, bangga, merasa istimewa, karena keberhasilan. Beruntunglah mereka yang selalu bersyukur saat mendapatkan keduannya.
Dalam perjalanan hidup saya, rasannya lebih banyak keinginan yang tidak berhasil terwujud alias gagal daripada sebaliknya.
Namun, seberat apa pun rentetan masalah yang muncul akibat kegagalan itu, ending-nya cukup dengan satu kali keberhasilan, semua bisa teratasi. Begitulah keunikan hidup yang sering mengejutkan.
Kegagalan dan keberhasilan itu akan hadir dalam hidup manusia secara silih berganti, terkadang tanpa bergantung pada usaha yang mendahuluinnya.
Seiring dengan seringnya menghadapi dua kenyataan hidup itu, saya bertekad untuk menjauhkan diri dari sikap penuh kepastian dalam setiap usaha yang sedang saya perjuangkan.
Setelah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meraih sebuah harapan, saya akan membatasi diri untuk hanya sampai pada level pengharapan saja. Perwujudannya akan bergantung pada kekuatan lain di luar diri saya.