UM Surabaya

Diriwayatkan oleh Ibnu Hani dari imam Ahmad bin Hambal rahimakumullah, beliau ditanya tentang seseorang yang berpergian atau bermukim di suatu kota, mana yang lebih anda sukai ? Beliau menjawab, “Wisata (siyahah) tidak ada sedikit pun dalam Islam, tidak juga perilaku para Nabi dan orang-orang saleh.” (Talbis Iblis 340)

Ibnu Rojab Al Hambali rahimahulloh mengomentari perkataan imam Ahmad dengan mengatakan, “Wisata dengan pemahaman ini telah dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal suka beribadah dan bersungguh-sungguh tanpa didasari ilmu. Diantara mereka ada yang kembali ketika mengetahui hal itu.” (Fathul Bari’, Ibnu Rojab 1/56)

Demikianlah, ketika sebagian sahabat radhiyallahu anhum meminta izin kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk bersiyahah, maka beliau melarang bertasyabbuh dengan para rahib yang sesat. Beliau membimbing mereka kepada suatu yang disyariatkan oleh Alloh Azza wa Jalla sebagai manhaj untuk umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, mereka berdakwah, berjihad di jalan Allah Ta’ala, amar ma’ruf nahi mungkar, yang telah mencakup semua bentuk siyahah kerahiban berupa zuhud, uzlah, zikir dan ibadah.

Abdurrohman bin Zaid bin Aslam rohimahulloh (wafat 182 H) berkata dalam menafsirkan As-Saihun dan As-Saihat, “Di dalam Al Qur’an dan (praktik ibadah) umat Muhammad tidak ada siyahah (berkelana) selain hijrah.”(Diriwayatkan Ath-Thobari). Beliau juga berkata, “Siyahah mereka adalah hijrah, yaitu ketika berhijrah ke Madinah.”(Diriwatkan Ibnu Abi Hatim).

Maka, siapa yang ingin menjadi pengelana (melakukan siyahah) hendaknya ia berhijroh dan berjihad di jalan Allah Ta’ala. Siyahah umat Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah jihad di jalan Allah Ta’ala.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,

“Wajib atas kalian berjihad, karena sesungguhnya jihad itu rohbaniyyah (kerahiban) di dalam Islam.” (HR. Ahmad 3/82)

6. Kajian Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلا تَهِنُوا فِي ابْتِغاءِ الْقَوْمِ

“Janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar mereka.” (An-Nisa: 104)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini