Hidup ini tidak selalu berjalan mulus. Terkadang kita pun mendapatkan beragam ujian yang membuat kita menjadi pribadi lebih kuat dari sebelumnya.
Hari ini tersenyum bahagia. Lusa bisa menangis sedih. Jam ini bangga dengan apa yang dimiliki, menit berikutnya bisa pilu atas kehilangan. Saat ini sehat dan kuat, esok hari bisa sakit dan lemah.
Manusia bukanlah pemilik kehidupan. Tidak ada manusia yang selalu dalam keadaan aman dan selamat.
Jika di sekolah setelah lama belajar kita akan diuji untuk menentukan apakah kita akan naik kelas atau lulus.
Maka demikan pula manusia akan diuji dengan cobaan untuk menentukan apakah ia akan naik derajat dan lulus ujian kehidupan.
Imam Al Munawi menceritakan nasihat Luqman al Hakim kepada anaknya:
يا بني الذهب والفضة يختبران بالنار والمؤمن يختبر بالبلاء
“Wahai anakku, emas dan perak itu ditempa dengan api, sedangkan orang beriman ditempa dengan musibah.(Faidhul Qadir, 2/459)
Emas dan perak menjadi logam mulia dan berharga setelah diuji dengan panasnya api, maka manusia akan nampak mulia setelah dia lulus ujian kehidupan berupa musibah dan masalah kehidupan.
Karena itu, eposide apa pun yang sedang engkau lalui pada saat ini, tetaplah bersabar dan jangan pernah putus asa.
Kemudian siapkan ilmu yang cukup untuk menyelesaikan ujian kehidupan tersebut. Selebihnya tawakal.
Jangan berharap tim pengawas akan membocorkan jawaban soal ujian Ketika durasi ujian berlangsung.
Oleh karena itu, yakini bahwa segala bentuk ujian akan berakhir pada waktunya, lalu sang pemberi dan pengawas ujian pun akan membocorkan jawaban dan hikmah dibalik ujian tersebut.
Bersabarlah, mungkin saat ini Allah rindu pada rintihanmu, pada langkahmu menuju-Nya, dan pada kesucian fitrah tauhid di dalam dirimu.
Mungkin surga telah menjadi ketetapan untukmu, sementara hanya kesabaran yang mencukupkan dirimu untuk meraihnya.
Mungkin karena itu kamu saat ini diuji. Bukan mungkin, tapi itu sunah dalam ujian, bahwa jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memberinya ujian.
إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ
“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 285).
Dan Nabi saw bersabda:
أشد الناس بلاء الأنبياء, ثم الصالحون, ثم الأمثل فالأمثل
“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang semisal mereka dan yang semisalnya.” (HR. Ahmad, 3/78, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 995).
Mereka adalah orang-orang yang dicintai oleh Allah. Ujian yang menimpa orang-orang yang Allah cintai, itu dalam rangka menyucikannya, dan mengangkat derajatnya, sehingga mereka menjadi teladan bagi yang lainnya dan bisa bersabar.
Dalam riwayat lain:
الصالحون, ثم الأمثل فالأمثل يبتلى المرء على قدر دينِهم
“…kemudian orang-orang saleh, kemudian yang semisal mereka dan yang semisalnya, mereka diuji sesuai dengan kualitas agama mereka.”
Jika ia orang yang sangat tegar dalam beragama, semakin berat ujiannya. Oleh karena itu Allah memberikan ujian kepada para Nabi dengan ujian yang berat-berat.
Di antara mereka ada yang dibunuh, ada yang disakiti masyarakatnya, ada yang sakit dengan penyakit yang parah dan lama seperti Nabi Ayyub.
Nabisaw sering disakiti di Makkah dan di Madinah, namun beliau tetap sabar menghadapi hal itu.
Intinya, gangguan semacam ini terjadi terhadap orang yang beriman dan bertakwa sesuai dengan kadar iman dan takwanya.
So, kalau ujian terasa berat dan panjang, itu bukti maqom kita sekelas dengan kaum saleh-salihin.
Ambillah sikap sabar, ikhlas lalu tawakal. Allah akan menjaga kita, dan kita akan berakhir tepat di tempat yang terbaik, segala sesuatu terjadi karena suatu alasan, untuk menyeleksi dan menempa ketangguhan jiwa kita.
Tidak perlu berputus asa karena semuanya akan baik-baik saja. Segala ujian tidak akan abadi. Everything shall go on.
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk Ayat 2). (tim)