UM Surabaya

Sungguh ironis tapi begitulah kenyataannya yang ada terjadi dalam bermuhammadiyah ini.

Menolong AUM duafa seharusnya menjadi tugas dan perhatian bersama, agar setiap AUM itu bisa sama sukses berjaya tanpa harus saling menafikan atau membiarkan hanya karena beda jalur kepengurusan.

Banyak strategi dan cara untuk dapat menolong AUM duafa agar pelan tapi pasti bisa menjadi besar seperti AUM lainnya yang mandiri, mapan atau besar.

Gerakan infak 1.000 sehari, gerakan donasi wajib 10.000 tiap pekan atau bulan, gerakan bantuan kebutuhan barang layak manfaat disesuaikan dengan AUM, serta bantuan modal dalam menolong AUM duafa.

Dikatakan duafa karena masih lemah, masih susah, masih menderita, masih miskin, masih lambat dan masih belum ada progres yang cepat agar semakin membaik.

Selain itu, cara yang cukup konkret menolong AUM duafa dengan adanya wakaf produktif kecil-kecilan, mencari donatur tetap yang berkelebihan sedekah, bantuan dana hibah, sponsor yang inklusif, dana CSR yang berkeadilan, subsidi silang, sampai pada dengan bantuan amal lainnya yang tujuannya adalah kebaikan untuk akhirat.

Upaya menolong AUM dufa ini memang harus terus dilakukan, karena kalau bukan dimulai dari warga Muhammadiyah sendiri lantas siapa lagi. Jika AUM nantinya besar juga harus dipastikan adanya kebermanfaatan dan kesejahteraan yang tidak terlupakan.

Karena selama ini kerap terjadi jika AUM besar justru tidak adanya kesejahteraan nya yang dirasakan secara merata kepada semua pihak yang terlibat membesarkan AUM dari nol merintis atau dari mulai memperbaiki setiap kendalanya.

Jangan sampai AUM dhuafa ini berjalan sendirian dan ditinggalkan begitu saja, jika terbengkalai atau diambil alih pihak lain akan menjadi kerugian bagi persyarikatan nantinya.

Memperhatikan dan memperat kekeluargaan antar warga dan kader Muhammadiyah terhadap AUM merupakan hal yang wajib diupayakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini