Marah Terarah Emosi Terpuji
UM Surabaya

*)Oleh: Masro’in Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan

Pilihan dalam kehidupan seakan bagian dari sekian ruangan yang akan ditempati. Maka calon penghuni berunding kemudian mengambil inisiatif sebagai penentu pilihan.

Pilihan yang benar dan tepat akan berefek baik dan buruk, makan pilihan tepat adalah pilihan yang baik sesuai syariat.

Sebagaiana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disuruh memilih di antara dua perkara sama sekali. Kecuali, beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan merupakan dosa. Jika hal itu merupakan dosa, maka beliau adalah manusia yang paling jauh dari dosa. Dan tidaklah beliau membalas dengan hukuman untuk (membela) dirinya di dalam sesuatu sama sekali. Kecuali jika perkara-perkara yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman terhadap perkara itu karena Allah.”

Hadits

عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ قَطُّ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ وَمَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمَ بِهَا لِلَّهِ

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata,“Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disuruh memilih di antara dua perkara sama sekali, kecuali,  beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan merupakan dosa. Jika hal itu merupakan dosa, maka beliau adalah manusia yang paling jauh dari dosa. Dan tidaklah beliau membalas dengan hukuman untuk (membela) dirinya di dalam sesuatu sama sekali. Kecuali jika perkara-perkara yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman terhadap perkara itu karena Allah.” HR Bukhari no. 6126, Muslim no. 2327

Kandungan Hadits

  1. Keteladanan dalam memilih; “Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disuruh memilih di antara dua perkara sama sekali, kecuali beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan merupakan dosa. Jika hal itu merupakan dosa, maka beliau adalah manusia yang paling jauh dari dosa.
  2. Membalas karena Allah; “Dan tidaklah beliau membalas dengan hukuman untuk (membela) dirinya di dalam sesuatu sama sekali. Kecuali jika perkara-perkara yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman terhadap perkara itu karena Allah.”

Mutiara kata

“Saya marah bukan karena nafsu, melainkan karena Allah. Karena melihat hukum Allah dan keputusan kita diinjak-injak, justru oleh kita sendiri yang mengatakan akan menegakkan hukum Allah itu. Saya tahu bahwa saudara-saudara merasa kesulitan, yaitu takut dikatakan kolot. Sebenarnya sikap saudara-saudara sendirilah yang mempersulit. Letaknya kolot atau modern adalah dalam cara berfikir dan bertindak. Letaknya taqwa atau munafik adalah pada teguh atau tidaknya memegang hukum dan pendirian yang benar,” Ki Bagus Hadi Kusumo.

Ibrah atau pelajaran yang bisa diambil;

Marah yang terarah adalah marah karena Allah. Emosi akan menjadi terapi diri apabila emosi karena ilaahi. Menghukum karena Allah. Ini ada dalam keteladanan pribadi Rosulullah SAW.

Catatan:

Dari segala hal, Islam memberi ajaran yang sempurna, bahkan sikap yang setiap saat muncul yang berupa kemarahan ada juga keteladanan dari diri Rosulullah SAW., inilah Islam.

Semoga kita bagian dari orang-orang dari kehidupan yang terarah dalam hidayah Allah SWT.

إهدنا الصراط المستقيم

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini