*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Karena takwa merupakan benteng dari segala fitnah dan bekal untuk segala cobaan. Takwa jugalah yang akan membentengi seorang mukmin dari azab Allah dan kemurkaannya.
Sebagian ulama mengatakan tentang takwa, “Hakikatnya adalah rasa takut kepada Al-Jalil (Yang Mahamulia) Allah Ta’ala, pengamalan atas apa yang turun dari wahyu-Nya, keridaan atas banyak ataupun sedikitnya rezeki yang telah Allah berikan dan persiapan menghadapi hari kepergian dari dunia ini.”
Ketakwaan merupakan kewajiban dan wasiat Allah kepada hamba-Nya. Ia berfirman:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa: 1)
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, ‘Bertakwalah kepada Allah.’” (QS. An-Nisa: 131)
Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk menyadari kedudukan takwa dan merasa butuh kepadanya di saat menjalankan ketaatan kepada Allah karena ketakwaan merupakan ruh dan nyawa bagi setiap ketaatan dan peribadatan.
Oleh karenanya, Allah Ta’ala memberikan balasan khusus untuk hambaNya yang bertakwa.
Allah Ta’ala berfirman:
“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba- hamba Kami yang selalu bertakwa.” (QS. Maryam: 63)
Takwa memiliki berbagai macam cara agar terwujud dan terealisasi dalam kehidupan. Sumber utamanya adalah rasa takut kita kepada Allah Ta’ala serta selalu merasa diawasi oleh-Nya dan mengagungkan kebesarannya.
Allah Ta’ala menjelaskan keutamaan mereka yang takut akan kebesaran Allah Ta’ala sebagai bentuk ketakwaan kepadaNya dengan berfirman:
“Dan adapun orang- orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS.An-Nazi’at: 40-41)
Ketakwaan tak dapat diraih dan diwujudkan, kecuali dengan keimanan yang sempurna dan tinggi.