*)Oleh: Masroin Assafani
Wakil Ketua PDM Lamongan
Diuji memuji, ini dikandung maksud, ketika manusia di dalam tempakan Allah, dengan sebuah cobaan atau ujian, maka tetap memuji Allah, dengan kalimat-kalimat pujian; subhaanallah, ahamdulillah, Allahu akbar dan seterusnya.
Sebaliknya, diberi ujian, tidak menyadari hingga berkeluh kesah (ngersula:Jawa).
Untuk itu, di sini kami tampilkan manusia yang di dalam kehidupannya, di dalam menempuh ujian dengan gigih tetap memohon hanya kepada Allah. Membangun kesadaran di dalam hidup dengan penuh kesabaran, bahkan keikhlasan.
Maka bila manusia, jiwanya terlatih dengan senantiasa mengingat Allah, maka akan tercipta dalam dirinya, ketika suatu saat mendapat ujian, akan menjadi manusia yang diuji semakin banyak memuji. Misalnya, Nabi Nuh, diuji anaknya, Nabi Ibrahim diuji dengan kobaran api dari penguasa kafir, Nabi Ayub diuji dengan sakit.
Wahyu Allah SWT :
وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 83)
Kandungan Ayat
Ayat ini kisah Nabi Ayub dalam kondisi menerima ujian sakit, mengadukan keadaanya kepada Allah SWT;
“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya;
- Berdo’a (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit
- Nabi Ayub: “Menyanjung Allah padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
Ibrah yautu pelajaran yang bisa diambil;
Nabi Ayub dalam kondisi sakit namun yang tinggi di dalam jiwanya adalah perasaan bersandar ke dalam kasih sayang Allah.
Dari sinilah kemudian sandarannya disambut Allah pada ayat berikutnya;
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ
“Maka Kami kabulkan (doa)nya lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat-gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 84)
Kandungan Ayat
- Do’a Terkabul_ “Maka Kami kabulkan (doa)nya
- Lenyaplah penyakit; “lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya
- Menyatunya Keluarga; “dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka)
- Rahmat; “sebagai suatu rahmat dari Kami
- Pelajaran ahli ibadah; “dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”
*Ibrah yaitu pelajaran yang bisa diambil;
Kesabaran Nabi Ayub yang menghunjam jiwanya, menumbuhkan ketundukan, ketauhidan yang murni hingga hanya mengadu pada Allah dan dijawablah aduannya.
Sebagaimana ketauhidan Nabi Ibrahim kholilullah
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,”
(QS. Asy-Syu’ara’ 26: Ayat 80)
Kandungan Ayat
- Aku sakit; “dan apabila aku sakit
- Allah Maha Penyembuh; “Dialah yang menyembuhkan aku,”
Ibroh yaitu pelajaran yang bisa diambil;
- Nabi Ayub diuji menjadi pemuji (semakin sabar dan memuji kasih sayang Allah SWT).
- Nabi Ibrahim membulatkan hati tetap mengabdi walaupun diuji.
Catatan
Semoga bila kita diuji, semakin rajin mengabdi, dan memuji, dan bila ada yang sakit segera Allah SWT menyembuhkannya.
Semoga ayat tersebut memberi motivasi kita, sebagai pelajaran dalam kehidupan. Disamping usaha nyata, namun tetap bersandar dan memuji Allah di dalam setiap keadaan.
Dzikir & do’a*
اللهم صل على محمد وعلى ال محمد
استغفرالله العظيم
سبحان الله والحمد لله ولااله الا الله الله اكبر
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
لااله الا أنت سبحانك إني كنت من الظلمين
لاحول ولا قوة الا بالله العلي العظيم.
أمين يامجيب السائلين
أمين يارب العلمين
Semoga Allah SWT mengampuni, memberkahi serta merahmati kita. Aamiin. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
