UM Surabaya

Ayat-ayat di atas adalah dalil yang menujukkan akan kaidah yang agung ini.

Perlu diketahui, bahwa seluruh syariat agama ini begitu indah dan toleran. Agama ini dibangun di atas tauhid dan peribadatan kepada Allah Ta’ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Bersamaan dengan itu, agama ini penuh akan kemudahan di dalam hukum-hukum dan amalan-amalannya.

Rukun Islam sebagai fondasi yang penuh dengan kemudahan.

Seperti halnya salat lima waktu yang diwajibkan sehari semalam. Bisa dikatakan salat lima waktu ini tidaklah mengambil waktu seorang hamba, kecuali sedikit saja.

Zakat, yang mana seorang hamba mengeluarkan hartanya untuk membersihkannya, juga tidak mengambil harta yang banyak.

Zakat hanya diambil dari harta-harta orang kaya dan bukan dari keseluruhan hamba. Itu hanya dikeluarkan satu tahun sekali.

Puasa, tatkala seorang hamba menahan diri dari makan, minum, dan juga syahwatnya. Itu pun hanya diwajibkan satu bulan saja pada setiap tahunnya.

Haji, tidaklah seorang hamba diwajibkan untuk berhaji, melainkan satu kali dalam seumur hidup. Lagi-lagi itu pun dengan syarat bagi yang mampu saja.

Lihatlah amalan- amalan Rukun Islam itu sendiri dibangun di atas kemudahan. Ada lagi amalan-amalan yang sifatnya furu’ (cabang) dari rukun-rukun Islam ini.

Seperti kewajiban-kewajiban dan sunah sunah yang lain. Bahkan, rukun Islam yang disebutkan di atas, keseluruhannya terdapat keringanan bagi mereka yang sulit dan tidak mampu untuk mengerjakan.

Sungguh, Allah Ta’ala telah mensyariatkan banyak dari sebab- sebab yang memudahkan untuk mengamalkan ketaatan. Di antara bentuk kemudahan yang Allah berikan adalah:

Pertama, Allah mensyariatkan untuk berjamaah dalam melaksanakan salat lima waktu, salat Jumat, dan salat Id. Sama halnya dengan berpuasa, seluruh orang-orang beriman berpuasa pada satu bulan yang sama.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini