Menebar Kasih Sayang Wasilah Bersama Nabi di Surga
foto: linkedin
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Sifat dasar makhluk yang diciptakan Allah mempunyai rasa kasih sayang. Pengasih dan penyayang merupakan fitrah setiap umat manusia. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada segala ciptaan Allah SWT.

Kata “kasih sayang” termasuk salah satu dari nama-nama Allah, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sebagaimana dijelaskan melalui ayat pertama surat Al-Fatihah, Allah SWT berfirman:

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Fatihah: 1).

Rasulullah saw mengajarkan kepada umatnya untuk menyayangi siapa pun yang ada di muka bumi. Sebagaimana sabda beliau:

ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ.

“Sayangilah siapa yang ada di muka bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa saja yang ada di langit” (HR At-Tirmidzi no. 1924).

Terlebih kepada sesama dan yang lebih muda, termasuk anak kecil. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam hadis:

عن أنين ، قال : قال رسول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَنسُ وَقَر الكبير وَارْحَمِ الصَّغِيرَ تُرَافِقْنِي فِي الْجَنَّةِ

“Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.'” (HR Baihaqi).

Orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang kepada sesamanya dapat dikatakan bahwa dirinya termasuk orang yang celaka dan sengsara. Dikatakan dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:

لا تَنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِن شَقِيَ

“Tidaklah kasih sayang itu dicabut kecuali dari orang yang sengsara.” (HR Abu Dawud No. 4942)

Rasa kasih sayang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada binatang. Ketika seseorang menyembelih binatang, hendaknya penyembelihannya tersebut didasari dengan kasih sayang. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسَنُوا الديح وليحدٌ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ.

“Sesungguhnya Allah menentukan kebaikan terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka hendaknya membunuh dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka hendaknya menyembelih dengan baik, hendaknya kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang itu pada saat disembelih.” (HR Muslim).

Ajaran kasih sayang yang diajarkan Islam meliputi semua sisi, bukan hanya kepada manusia saja, tetapi kepada makhluk lainnya dan juga lingkungan sekitar. Dari Qurrah bin Iyas radhiyallahu ‘anhu, ia mengisahkan, bahwa ada seorang laki-laki berkata, “wahai Rasulullah, sungguh saya akan menyembelih kambing, (namun) saya menyayanginya. Atau dalam (redaksi lain) ia menyatakan, sungguh saya menyayangi kambing (yang akan) saya sembelih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, (walau pada) kambing bila engkau menyayanginya niscaya dengan sebab itu Allah akan menyayangimu.”
(Shahih al-Adab al-Mufrad, no. 287)

Dengan sebab menyayangi kambing, maka Allah Subhanahu mencurahkan rahmat dan kasih sayang kepada yang menyayangi kambing tersebut.

Allah Subhanahu akan menyayangi terhadap hamba-Nya yang memiliki sikap penyayang. Penyayang kepada kambing atau hewan dan makhluk Allah lainnya.

Islam mengajarkan kasih sayang. Tak sebatas terhadap sesama manusia. Kasih sayang itu menebar ke segenap makhluk.

Sebab, bila kasih sayang tiada terpatri pada seorang hamba, maka perilaku pun akan diwarnai kekerasan dan kekasaran.

Merampok, menggusur, merampas, menindas, menzalimi, mengutuk, mencela, mencaci maki, menghina, merendahkan orang lain bakal menjadi warna kehidupan manusia. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu dari semua perilaku buruk tersebut. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini