Iradah Allah yang Terbaik
Ilustrasi: pixabay
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Kekhawatiran seringkali hadir karena ketidaktahuan, ketidakmengertian, ketidakjelasan, kesalahpahaman, sesuatu yang tidak utuh.

Seperti kekhawatiran kita pada hal-hal di masa yang akan datang. Pada perkara rezeki, jodoh, karier, dan sedikit yang ingat pada perkara amal dan kematian.

Untuk itu kita diminta berusaha juga berdoa, selepas itu berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla. Karena yang bisa menenteramkan hati adalah ketenangan. Saat kita percaya dan yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja, selepas kita berikhtiar.

Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai dengan yang diharapkan, terkadang kita harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai.

Hari-hari pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu kita dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan.

Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah Azza wa Jalla berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)

Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi di mana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya.

Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia berusaha mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apa pun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah Azza wa Jalla, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan.

Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat firman Allah Azza wa Jalla:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini merupakan prinsip keimanan, yaitu iman kepada qada dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah Azza wa Jalla lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan.

Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah Azza wa Jalla berikan. Yakinlah ketetapan Allah Azza wa Jalla adalah yang terbaik. Allah Azza wa Jalla juga berfirman,

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)

Marilah kita belajar menerima semua iradah-Nya, sekalipun terkadang terasa begitu berat, namun sesungguhnya itulah yang terbaik yang dipilihkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk kita yang menjadikannya banyak hikmah dan kebaikan. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini