Tapak Suci Harus Jadi Ujung Tombak dan Ujung Tembok Dakwah Muhammadiyah
Sholihin Fanani (lima dari kiri) di acara perayaan Milad ke-61 Tapak Suci. foto: ist
UM Surabaya

Tapak Suci sebagai salah satu organisasi pencak silat milik Muhammadiyah, memiliki peran penting untuk ikut membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peran-peran ini mencerminkan komitmen Tapak Suci dalam menjaga dan mempromosikan seni bela diri pencak silat serta kontribusi mereka terhadap masyarakat Indonesia.

Sebagai organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah, Tapak Suci yang merayakan milad ke-61, harus mampu mengokohkan jatidirinya sebagai seni beladiri berkemajuan, berprestasi, dan makin mendunia.

Juga memantapkan motto yang dimiliki, yakni “Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah.”

“Dan yang tak kalah penting, Tapak Suci harus bisa menjadi ujung tombak dan ujung tembok dakwah Muhammadiyah,” kata Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr. Sholihin Fanani, ditemui di sela latihan persiapan Ujian Kenaikan Tingkat Pendekar Muda di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, Selasa malam (23/7/2024).

Menurut dia, peran sebagai ujung tombak karena Tapak Suci menjadi tempat atau instrumen untuk menyiapkan kader-kader Muhammadiyah, kader bangsa dan negara.

Sehingga mereka selalu tanggap dan siap membela kebenaran, membela bangsa, dan membela dakwah Muhammadiyah.

Tapak Suci Harus Jadi Ujung Tombak dan Ujung Tembok Dakwah Muhammadiyah
Sholihin Fanani memeragakan jurus Harimau. foto: wh/majelistabligh.id

“Sebagai ujung tembok Tapak Suci tentu bisa menjadi pelindung dan pertahanan. Tapak Suci dianggap sebagai penjaga atau pelindung tradisi pencak silat dan nilai-nilai yang diusungnya,” papar Sholihin.

“Dengan demikian, istilah ujung tembok yang saya sebutkan itu melambangkan Tapak Suci sebagai entitas yang kuat, berpengaruh, dan vital dalam dunia pencak silat serta memiliki peran kunci dalam melindungi dan mengembangkan seni bela diri ini,” imbuh dia.

Di usianya ke 61 tahun ini, sebut Sholihin, Tapak Suci tentu semakin matang secara pengalaman, fisik, dan mental. Keberadaan Tapak Suci makin memberikan nilai positif karena telah melahirkan kader-kader Muhammadiyah yang berkualitas dan berakhlakul karimah.

Beberapa aspek yang bisa dilihat dari kiprah Tapak Suci itu, di antaranya adanya pelatihan dan pendidikan bagi para anggota baru. Ini termasuk mengajarkan teknik-teknik dasar pencak silat, nilai-nilai etika, dan filosofi Tapak Suci.

“Juga pembinaan karakter, di mana anggota diajarkan tentang disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan nilai-nilai moral lainnya yang penting dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam seni bela diri,” tandas Sholihin.

Ke depan, harap dia, Tapak Suci tidak hanya fokus pada fisik, tapi juga memperkaya keilmuan, kepribadian, dan prestasi.

“Dengan begitu, Tapak Suci akan mampu merebut banyak simpati masyarakat secara luas. Tapak Suci juga bisa menjadi teladan pelajaran dan kegiatan pendidikannya selaras dengan ajaran Islam. Termasuk mengajarkan akhlak mulia, adab, dan etika Islam,” tutur Sholihin. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini