Hafal Al-Qur'an, Wisudawan Ini UMM Lulus Tanpa Skripsi
Dzikru Izzuddin memenangi kompetisi Musabaqah Hifdzil Qur'an. foto ist
UM Surabaya

Dzikru Izzuddin, wisudawan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),berhasil lulus tanpa skripsi melalui hafalan Al-Qur’an.

Dia juga sering menjuarai berbagai ajang musabaqah hifdzil quran (MHQ) dan bahkan membuatnya mendapatkan pendanaan biaya pendidikan dari salah satu masjid di Kota Malang.

Dzikru menjelaskan, setelah lulus dari pondok pesantren ia memang mempunyai bekal hafalan 30 Juz Alqruan. Untuk menjaga amalannya, ia mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) UMM agar mempunyai teman dan ustaz untuk memurojaah hafalan yang dimilikinya.

Saat masih menjadi mahasiswa baru, mahasiswa asli kota Malang itu tidak pernah terpintas untuk bisa mengikuti ajang perlombaan tingkat nasional. Menurutnya, ia tidak bisa melawan rasa minder ketika melihat teman yang lebih hebat darinya. Namun motivasi dari ustaz pembimbingnya membuatnya memberanikan diri.

“Salah satu lomba MHQ tingkat Nasional yang saya ikuti berlokas di Universitas Muhammadiyah Riau. Yakni agenda Pekan Olahraga dan Seni (Porseni). Saat itu, saya dan tim harus berkompetisi dengan berbagai kampus besar lainnya. Alhamdulillah, kami berhasil membawa juara,” tuturnya.

Dzikru mengatakan bahwa setiap ikut perlombaan MHQ, ia juga selalu mempelajari tafsiran yang ada. Ditambah dengan memperdalam ilmu dari beberapa kitab untuk menambah pengetahuan ketika menjawab pertanyaan.

Menariknya, dari berbagai prestasi yang dicapai, Dzikru berkesempatan mengonversi mata kuliah. Selain itu juga karena sukses menghafal 30 juz Alquran. Ia juga bisa masuk ke program Merdeka Belajar dengan hafalan minimal 5 uaz dan membuatnya bebas skripsi.

“Saya menyetorkan hafalan sebanyak 5 Juz dari depan ke FAI secara langsung dan satu kali duduk. Selain itu juga memerlukan bukti beberapa sertifikat penghargaan yang saya miliki agar syaratnya terpenuhi,” ucap Dzikru.

Tidak hanya itu, dengan kemampuan yang dimilikinya, ia juga berhasil mendapatkan biaya pendidikan dari salah satu masjid di kota Malang dari semester 1 hingga 7. Namun saat di akhir semester 7 biaya pendidikan tersebut terputus karena berbagai hal.

“Alhamdulillah selalu ada jalan keluar di setiap masalah. Ternyata pihak FAI UMM langsung mengambil alih seluruh biaya pendidikan saya, hingga saya dapat menjadi sarjana,” ujar katanya.

Dzikru mengaku sangat beruntung karena dapat berkuliah secara gratis dengan modal menghafal Al-Qur’an.

“Saya sangat bersyukur karena UMM adalah kampus yang sangat mewadahi mahasiswanya untuk bisa menggapai prestasi tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Bahkan kita yang seringkali dibiayai,” pungkasnya. (ri/wil/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini