*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Tersenyum, tertawa yang wajar itu laksana balsem bagi kegalauan dan salep bagi kesedihan.
Tertawa merupakan puncak kegembiraan, titik tertinggi keceriaan dan ujung dari rasa suka cita.
Namun yang demikian itu adalah tertawa yang tidak berlebihan, karena jika terlalu banyak tertawa yang berlebihan, bisa mematahkan hati.
Jadi, tertawalah sewajarnya saja, sebagaimana pepatah, “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.”
Dan, salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada penghuni surga adalah “Tertawa”.
Allah SWT berfirman:
“Maka pada hari ini orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir.” (QS Al-Muthaffiffin 34)
Demikianlah, maka jangan terlalu bersedih secara berlebihan, sebab akan merugikan hingga tidak membawa ketenangan dalam hidup.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News