Kaya Itu Bonus
foto: financialexpress
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Wealth can bring blessings or disaster, depending on how we manage it.”

(Kekayaan bisa membawa nikmat atau pun bencana, bergantung pada bagaimana kita mengelolanya)

Kaya atau kekayaan sering diidentikkan dengan kesuksesan dan bisa diartikan sebagai sesuatu yang diinginkan oleh semua orang. Namun, apakah kaya benar-benar merupakan kebahagiaan?

Menurut ajaran Islam, kaya sebenarnya adalah bonus yang diberikan Allah SWT sebagai hasil usaha dan kerja keras kita dalam berdagang, bekerja atau berusaha mencari rezeki yang halal.

Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT:

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ ٱللَّهِ ٱلَّتِىٓ أَخْرَجَ لِعِبَادِهِۦ وَٱلطَّيِّبَٰتِ مِنَ ٱلرِّزْقِ ۚ قُلْ هِىَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat”. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”(QS. Al-A’Raf:32)

Al-Ghazali, cendekiawan Islam sufi terkenal sekaligus penulis kitab Ihya Ulumuddin, mengatakan bahwa kekayaan bisa membawa kebahagiaan, asalkan digunakan dengan bijak.

Sedangkan Ibnu Khaldun, ilmuwan Muslim terkenal dari abad ke-14 dalam bukunya Muqaddimah, mengatakan bahwa kaya terkadang bisa menjadi sumber kehancuran dan kemiskinan, karena kekayaan bisa menimbulkan hasrat berlebihan dan membawa manusia pada kerakusan.

Dalam pandangan praktisi, kaya memang bisa membuka peluang besar bagi seseorang dalam berinvestasi, berbisnis, dan bersedekah kepada yang membutuhkan.

Namun, ketika kekayaan digunakan untuk kepentingan pribadi dan dengan cara yang tidak baik maka akan tumbuh rasa sombong dan lupa akan nilai-nilai luhur dalam hidup.

Oleh karenanya, selalu diimbangi dengan pengendalian diri dan usaha untuk tetap tawadu serta rendah hati.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini