Ciri Ajaran yang Lurus dan Sesat
foto: muslimink
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Jumat Mubarak

1. “Jika kalian bersyukur, maka akan aku tambahkan Nikmat-ku untuk kalian”. (QS. Ibrahim: 7)

2. “Ingatlah kepada-Ku Niscaya aku ingat Kepada kalian”. (QS. Al-Baqarah: 152)

3. “Berdoalah kepada-Ku Pasti akan aku kabulkan Untuk kalian”. (QS. Ghafir: 60)

4. “Tidaklah Allah mengazab mereka, selama mereka memohon ampun (beristigfar Kepada Allah)”. (QS. Al-Anfal : 33)

Bagaimana membedakan antara jalan yang lurus dan ajaran yang sesat?

Perhatikan ciri-cirinya berikut ini.

Ciri Ajaran yang Lurus

Kita senantiasa berdoa pada Allah dalam salat kita minimal 17 kali dalam sehari, yaitu saat membaca surat Al-Fatihah. Kita senantiasa meminta pada Allah,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah : 6-7)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan yang diminta dalam ayat di atas adalah hidayah al-irsyad wa at-taufiq, yaitu hidayah untuk bisa menerima kebenaran dan mengamalkannya, bukan sekedar hidayah untuk dapat ilmu.

Jadi maksudnya kata beliau, kita minta pada Allah, tunjukkankah kita pada jalan yang lurus.

Adapun makna shirathal mustaqim, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir dengan menukil perkataan dari Imam Abu Ja’far bin Jarir bahwa para ulama sepakat bahwa shirathal mustaqim yang dimaksud adalah jalan yang jelas yang tidak bengkok.

Akan tetapi, para ulama pakar tafsir yang dulu dan sekarang punya ungkapan yang berbeda-beda untuk menjelaskan apa itu shirath.

Namun perbedaan tersebut kembali pada satu pengertian, shirathal mustaqim adalah jalan yang mengikuti ajaran Allah dan tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Demikian kesimpulan dari Ibnu Katsir.

Secara jelas jalan yang lurus diterangkan pada ayat selanjutnya.

Jalan yang engkau beri nikmat pada mereka.

Adh-Dhahak berkata dari Ibnu ‘Abbas bahwa jalan tersebut adalah jalan yang diberi nikmat dengan melakukan ketaatan dan ibadah pada Allah. Jalan tersebut telah ditempuh oleh para malaikat, para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang saleh.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Allah:

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang- orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’ : 69)

Kesimpulannya, ciri ajaran yang lurus adalah mengikuti Al-Qur’an dan sunah dengan pemahaman yang benar dari para sahabat radhiyallahu ‘anhum.

Lawan dari ajaran yang lurus adalah ajaran yang sesat. Bagaimana ciri-cirinya ?

Ciri Ajaran atau Aliran yang Sesat

Ada beberapa ciri aliran sesat yang telah disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia yang kami jabarkan dengan contoh dan sedikit penjelasan di bawah ini.

▪︎ Pertama, mengingkari rukun iman dan rukun Islam.

Contoh seperti aliran Rafidhah (Syi’ah) yang merubah rukun Islam ke-6 menjadi imamah dan menambah atau mengubah syahadat, atau kelompok sesat yang menambah syahadat dengan syahadat pribadi.

▪︎ Kedua, meyakini dan mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’i (Al-Qur’an dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Insya Allah bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini