*) Oleh: Masro’in Assafani, MA,
Wakil Ketua PDM Lamongan
Dari hal orang yang beriman, maka dengan keimanannya dia akan menjadi modal memakmurkan masjid.
Memakmurkan dengan salat berjamaah, membaca Al-Qur’an, kajian-kajian baik dari Al-Qur’an maupun hadis.
Dan juga kegiatan-kegiatan keagamaan untuk menambah wawasan kehidupan. Maka dari sini mereka yang memakmurkan masjid akan mendapatkan jaminan dari Allah langsung, yaitu menjadi golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَ قَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰٓى اُولٰۤئِكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 18)
Kandungan Ayat
Allah meneguhkan di awal ayat ini dengan kata “إنما” yg dikenal sebagai adadulhasri yang artinya sesungguhnya hanyalah.
Maksudnya adalah Allah memberi batasan hanyalah orang-orang dinyatakan atau ditunjuk sebagai orang-orang yang memakmurkan masjid, siapa mereka, yaitu:
1. Orang yang memakmurkan masjid itulah orang yang beriman, selainnya tidak mungkin. Termasuk yang disebut pada Ayat 17.
2. Orang yang percaya hari kemudian
3. Orang yang (tetap) melaksanakan salat
4. Orang yang menunaikan zakat
5. dan orang yang tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah.
6. Harapan, yaitu (1-6) Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.