Hakikat Kesombongan
Ilustrasi: iamalpham.
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Apakah kesombongan itu?
Kesombongan (takabur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain.

Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapa pun. Dia memandang orang lain hina, rendah dan lain sebagainya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menjelaskan hakikat kesombongan dalam hadis beliau:

“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim 2.749)

Inilah yang membedakan takabur dari sifat ujub (membanggakan diri, silau dengan diri sendiri). Sifat ujub, hanya membanggakan diri tanpa meremehkan orang.

Sedangkan takabur, di samping membanggakan diri juga meremehkan orang.

Penyebab Kesombongan antara lain:

1. Ujub (membanggakan diri)

Ketahuilah wahai hamba yang bertawadu semoga Allah lebih meninggikan derajat bagimu, bahwa manusia tidak akan takabur kepada orang lain sampai dia terlebih dahulu merasa ujub (membanggakan diri) terhadap dirinya, dan dia memandang dirinya memiliki kelebihan dari orang lain.

Maka dari ujub ini muncul kesombongan. Dan ujub merupakan perkara yang membinasakan, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

“Tiga perkara yang membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ujub seseorang terhadap dirinya”. (Silsilah Shahih 1802)

Nabi shallallahu alaihi wasallam juga bersabda:

“Ketika seorang laki-laki sedang bergaya dengan kesombongan berjalan dengan mengenakan dua burdahnya (jenis pakaian bergaris- garis; atau pakaian yang terbuat dari wol hitam), dia mengagumi dirinya, lalu Allah membenamkannya di dalam bumi, maka dia selalu terbenam ke bawah di dalam bumi sampai hari kiamat”. (HR. Bukhari 5789 Muslim 2088)

2. Merendahkan orang lain.

Ketahuilah wahai hamba (Allah), bahwa orang yang tidak meremehkan manusia, tidak akan takabur terhadap mereka.

Sedangkan meremehkan seseorang yang dimuliakan Allah dengan keimanan sudah cukup untuk menjadikan sebuah dosa.

3. Suka menonjolkan diri (Taraffu).

Ketahuilah wahai hamba yang tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa jiwa manusia itu menyukai ketinggian di atas sesamanya, dan dari sini muncul kesombongan.

Oleh karena itu, barangsiapa memperhatikan Al-Qur’an niscaya akan mendapati bahwa orang-orang yang bersombong pada tiap-tiap kaum adalah para pemukanya, yaitu orang-orang yang memegang kendali berbagai urusan.

Insya Allah bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini