Memberi Pujian dan Bersikap Rendah Hati Boleh Namun Jangan Ghuluw
UM Surabaya

*)Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, MKn
Sekretaris LBH AP PD Muhammadiyah Lumajang

Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam memberikan pujian dan bersikap rendah hati. Pujian yang berlebihan dan merendahkan diri secara berlebihan adalah sikap yang tidak dianjurkan dalam Islam. Kedua sikap ini dapat membawa dampak negatif bagi individu dan masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Islam memandang pujian dan sikap rendah hati, serta memberikan contoh dari zaman Nabi Muhammad SAW.

Pujian yang Berlebihan

Pujian dalam batas yang wajar dapat memberikan dorongan dan motivasi. Namun, pujian yang berlebihan dapat menimbulkan kebanggaan yang tidak sehat dan kesombongan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengingatkan umatnya tentang bahaya pujian yang berlebihan:

“Janganlah kamu memuji seseorang dengan pujian yang berlebihan. Sesungguhnya pujian yang berlebihan itu adalah penyembelihan (membunuh sifat rendah hati).” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Pujian yang berlebihan dapat membuat seseorang merasa dirinya lebih dari yang sebenarnya, mengarah pada kesombongan dan lupa diri. Hal ini bertentangan dengan prinsip tawadhu (rendah hati) yang dianjurkan dalam Islam.

Merendah yang Berlebihan

Sebaliknya, merendahkan diri secara berlebihan juga tidak dianjurkan. Sikap ini bisa mengarah pada rendah diri yang tidak sehat, mengurangi kepercayaan diri, dan menghambat potensi seseorang. Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai kemampuan dan potensi yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam menjaga keseimbangan antara sikap rendah hati dan penghargaan diri. Beliau adalah orang yang paling rendah hati, namun tidak pernah merendahkan diri secara berlebihan. Ketika seseorang memanggil beliau dengan gelar yang tinggi, beliau menanggapinya dengan kesederhanaan, namun tetap menjaga martabat dirinya.

Salah satu contoh dari zaman Nabi Muhammad SAW adalah kisah seorang sahabat yang memuji beliau dengan pujian yang berlebihan. Suatu hari, seorang sahabat memuji Rasulullah SAW dengan sangat berlebihan. Mendengar hal ini, Rasulullah SAW segera menghentikan pujian tersebut dan bersabda:

“Janganlah kamu berlebihan dalam memuji diriku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba Allah, maka katakanlah, ‘Hamba Allah dan Rasul-Nya.’” (HR. Bukhari)

Contoh lain adalah ketika seorang sahabat yang dikenal rendah hati, Abu Bakar Ash-Shiddiq, merasa khawatir dengan pujian yang diberikan kepadanya. Beliau berdoa kepada Allah SWT:

“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang mereka katakan (pujian mereka), ampunilah aku atas apa yang mereka tidak ketahui tentang diriku, dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.”

Doa ini menunjukkan sikap rendah hati yang sejati tanpa harus merendahkan diri secara berlebihan.

Hati-Hati dengan Pujian dan Sikap Rendah Hati Orang Lain

Sebagai manusia, kita juga harus berhati-hati dengan pujian atau sikap rendah hati orang lain terhadap kita. QS Al-Ahzab 51 mengingatkan kita bahwa Allah lebih mengetahui apa yang ada di hati manusia: “Dan Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun” (QS Al-Ahzab 51).

Sementara itu, QS Al-An’am 103 menegaskan bahwa penglihatan manusia tidak dapat mencapai Allah, tetapi Allah melihat segala sesuatu: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS Al-An’am 103).

Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk tidak tertipu oleh penampilan lahiriah dan selalu waspada terhadap niat yang tersembunyi, baik dalam hal pujian maupun kerendahan hati.

Kita juga perlu berhati-hati dengan pujian dan sikap rendah hati yang diberikan orang lain kepada kita. Pujian yang tulus dapat menjadi motivasi, tetapi pujian yang berlebihan bisa menjebak kita dalam perangkap kesombongan. Demikian pula, sikap rendah hati orang lain terhadap kita harus dilihat sebagai cerminan kebajikan mereka, bukan alasan untuk merasa superior atau lebih baik dari mereka.

Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam memberikan pujian dan bersikap rendah hati. Dan jangan ghuluw atau melampauai batas. Pujian dan sikap rendah hati yang berlebihan tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan kesombongan atau rendah diri yang tidak sehat. Dengan meneladani sikap Rasulullah SAW dan para sahabat, kita dapat menjaga keseimbangan ini dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk tetap rendah hati dan menghargai diri sendiri serta orang lain dengan cara yang tepat.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini