Kegiatan Syawalan yang diselenggarakan muslim Indonesia, merupakan tradisi atau budaya yang berpegang pada nilai-nilai ajaran Agama Islam.
Maka, jika diminta dalil seperti Hadis maupun Alquran tentu tidak ditemukan, sebab Syawalan adalah bentuk pengamalan Islam yang kreatif, namun tidak bertentangan dengan ajaran Rasulullah Muhammad.
Yang seperti Syawalan itu tidak ada hadisnya, tetapi tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam, tidak bertentangan dengan ajaran Rasulullah Muhammad.
Meski demikian, dalam tradisi atau budaya Syawalan menurutnya memiliki pijakan dan pegangan pada nilai-nilai atau ajaran Agama Islam yaitu ajaran supaya saling memaafkan. Kerelaan memaafkan, merupakan salah satu ciri dari seorang hamba yang bertakwa.
Oleh karena itu, mewakili PP Muhammadiyah, saya menyampaikan permohonan maaf kepada warga Muhammadiyah. Serta kepada sesama warga Muhammadiyah juga diminta untuk saling memaafkan, termasuk kepada yang lain.
Selain pemurah dalam memberikan maaf, ciri lain dari hamba yang bertakwa adalah senantiasa menginfakkan rezeki yang diberikan oleh Allah, baik dalam keadaan sempit maupun lapang.
Berinfak bisa kapan saja, tidak harus menunggu tanggal muda. Rezekinya banyak bersedekah. Rezekinya sedang menipis kita bersedekah.
Tanggal muda kita bersedekah, tanggal tua kita bersedekah. Karena itulah maka Allah memberikan kepada kita tuntunan agar menjadi hambanya yang dermawan.
Dalam bersedekah, seorang muslim diwajibkan untuk melandasi rezeki yang disedekahkannya itu dengan perasaan ikhlas.
Termasuk memberikan sedekah maupun infak bukan dengan barang yang sudah jelek, rusak atau sudah tidak layak pakai.
Orang bertakwa itu adalah orang-orang yang memberikan harta yang dia cintai penuh rasa cinta kepada orang-orang yang dicintainya.
Kedermawanan seorang hamba menjadi tanda atau ukuran kesempurnaan iman. Ciri orang bertakwa yang selanjutnya adalah mereka yang mampu menahan marah.
Meskipun marah itu dibolehkan, akan tetapi seorang muslim tidak boleh jadi pemarah.
Selain tradisi Syawalan yang tidak ditemukan dalilnya, ungkapan taqaballahu minna wa minkum, minal aidin wal faizin, serta ucapan mohon maaf lahir dan batin juga tidak ada dalilnya.
Namun ungkapan tersebut adalah ekspresi kebahagiaan seorang muslim dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. (*)
(Disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti di acara Syawalan dan Pengajian Akbar di Kulon Progo, 14 Mei 2023)