Menyiapkan Generasi Tangguh
foto: qarabic
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang.

If you don’t sacrifice for your dreams, then your dreams will become victims”
(Jika kamu tidak berkorban untuk impianmu, maka impianmu akan menjadi korban)

Menyiapkan generasi yang tangguh merupakan salah satu tujuan utama dalam kehidupan umat Muslim.

Ada pepatah Arab yang sudah akrab di telinga, “Pemuda kita saat ini adalah tokoh-tokoh di masa yang akan datang.”

Mempersiapkan anak kita menjadi generasi yang kuat tentu saja akan mempengaruhi potret Islam di Indonesia, khususnya dan dunia pada umumnya.

Kekhawatiran terhadap dampak munculnya generasi tidak kuat atau lemah di masa yang akan datang bahkan menjadi tema pembicaraan Al-Qur’an sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (QS. An-Nisa’:9)

Ayat di atas adalah perintah untuk mewaspadai munculnya generasi lemah pada ayat itu diungkapkan dalam bentuk kata kerja (fi`il) mudhari yang diawali dengan “lam amar”, lam yang memberikan fungsi perintah (liyakhsya), sehingga terjemahannya “hendaklah mereka takut”.

Perintah dengan model seperti ini memberikan fungsi makna bahwa perintah tersebut berlaku saat itu juga dan terus berlangsung ke depannya, serta harus menjadi obsesi seorang muslim.

Ada tiga strategi yang ditawarkan ayat ini. Pertama, bertakwa kepada Allah. berkenaan dengan mempersiapkan generasi rabbani, generasi yang kuat secara iman dan imun

Kedua, penerapannya harus dilakukan secara benar, adil, dan akurat, serta disesuaikan dengan konteks.

Ketiga, dari Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ شَيْءٍ لَيْسَ فِيهِ ذِكْرُ اللَّهِ ، فَهُوَ لَهُوٌ وَلَعِبٌ ، إِلا أَرْبَعَ : مُلاعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ ، وَتَأْدِيبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ ، وَمَشْيُهُ بَيْنَ الْغَرَضَيْنِ ، وَتَعْلِيمُ الرَّجُلِ السَّبَّاحَةَ “

“Setiap hal yang tidak ada zikir kepada Allah adalah lahwun (kesia-siaan) dan permainan belaka, kecuali empat: candaan suami kepada istrinya, seorang lelaki yang melatih kudanya, latihan memanah, dan mengajarkan renang. “(HR. Nasai No. 4534)

Berenang adalah simbol kekuatan fisik, skill, menguasai medan, dan pengetahuan. Memanah adalah simbol keakurasian, fokus, tepat sasaran, konsentrasi, dan sumber daya. Memintal simbol menyusun strategi, merapikan yang berantakan, menyelesaikan masalah, ketelitian, mempersiapkan program.

Mari kita persiapkan anak-anak kita menjadi generasi kuat di masa depan. Dan ini adalah sebuah amal jariah yang luar biasa dahsyatnya.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini