Kecongkakan Profetik : Keengganan Mengagungkan Allah Semata
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Secara umum manusia mengakui bahwa Allah sebagai pencipta alam semesta serta memberi jaminan hidup (rezeki) bagi seluruh makhluk-Nya. Namun mereka menolak untuk mengakui Allah sebagai satu-satunya Zat yang wajib disembah.

Kalau pun menyembah Allah, mereka juga mengagungkan makhluk selain Allah. Inilah kejahatan besar yang dilakukan manusia, karena di samping mengakui adanya Allah, namun masih menyandarkan kepada selain Allah. Inilah kecongkakan profetik.

Padahal, apa yang mereka sembah tidak memiliki daya apa-apa sehingga tak layak disejajarkan dengan Allah yang Maha segalanya.

Penduaan terhadap Allah inilah akar kejahatan besar yang dilakukan manusia, sehingga Nabi dan Rasul untuk meneguhkan dan mengembalikan prinsip hidup bahwa Allah sebagai satu-satunya Dzat yang layak diagungkan dan disembah.

Naluri Ketuhanan

Orang kafir Quraisy sangat memahami posisi Allah sebagai Maha Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Mereka memahami bahwa Allah-lah yang menghidupkan, mematikan, menurunkan hujan, memberikan rizki, dan sebagainya. Pemahaman ini telah dijelaskan oleh Allah sebagaimana forman-Nya :

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” (QS. Yunus : 31)

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang-orang kafir Quraisy percaya bahwa Allah memberi rezeki dan pencipta langit dan bumi, serta berkuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, serta Zat yang mampu mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Bahkan mereka percaya bahwa Allah yang mengatur segala urusan.

Enggan Mengesakan Allah

Pada umumnya, orang kafir menolak mentauhidkan Allah dan menolak untuk menyembah hanya kepada-Nya karena mereka yakin bahwa tidak mungkin bisa mencapai Allah karena mereka merasa kecil penuh dosa, sehingga perlu perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Oleh karena itu, mereka menciptakan wali-wali sebagai perantara untuk menampaikan hajat mereka kepada Allah. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

“Ketahuilah bagi Allah-lah agama yang murni, dan orang orang yang menjadikan yang selainnya sebagai wali (sesembahan), (berkata) : kami tak menyembah mereka kecuali untuk mendekatkan kami kepada Allah” (QS. Az-Zumar : 3)

Ayat ini menandaskan bahwa sesembahan kepada berhala-berhala merupakan cara efektif untuk menyampaikan hajat mereka untuk disampaikan kepada Allah.

Mereka berpandangan bahwa berhala itu akan membuatnya dekat dengan Allah. Padahal berhala itu tidak memiliki fungsi dan kemampuan sebagaimana keinginan mereka. Inilah hakekat penolakan terhadap penyembahan hanya kepada Allah secara langsung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini