UM Surabaya

Generasi ini tumbuh dengan teknologi dan memiliki potensi besar untuk mendorong inovasi dan perubahan. Pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada peningkatan keterampilan digital harus diperluas, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di daerah pedesaan dan terpencil.

Dengan begitu, seluruh lapisan masyarakat, termasuk Gen Z, dapat berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital, meningkatkan taraf hidup, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Gen Z, dengan kreativitas dan adaptabilitas mereka, dapat menjadi ujung tombak transformasi digital di berbagai sektor.

Era ekonomi digital yang terus maju dan berubah begitu cepat membuat pelaku bisnis dan perusahaan harus membuat inovasi yang harus relevan dengan kondisi saat ini. Kesuksesan perusahaan di masa lalu mengubah mindset, membuat paradigma atau pandangan bahwa keberhasilan (pola lama) masa lalu adalah jaminan masa depan, padahal, jaminan itu tak pernah ada.

Keberhasilan itu hanya bisa dicapai dan dipertahankan oleh seberapa kuat perusahaan atau pelaku bisnis  membuatnya terus relevan (sesuai zaman). Perubahan besar ini bisa diterima oleh mereka (perusahaan atau pelaku bisnis) dengan mudah yang berpandangan terbuka (open mind) dan terbiasa beradaptasi dengan segala perubahan, tetapi akan ditentang bagi mereka yang terbiasa terbelenggu  dalam kejayaan masa lalu.

Pada akhirnya segala sesuatu yang baru itu membutuhkan ekosistem yang saling menopang  dan menguatkan menjalin hubungan timbal balik.  Ekosistem digital menjalankan peran dalam membentuk interkoneksi dalam lintas bidang dan memperkuat hubungan lembaga dalam berinteraksi dengan jejaring-jejaringnya.

Karena mati hidupnya platform ditentukan oleh besarnya jejaring yang terbentuk, semakin baik ekosistem, semakin besar pula jejaring yang masuk dan semakin besar sharing benefit yang diperoleh dari masing-masing pihak.

Prof. Rhenald Kasali, akademisi dan praktisi bisnis bahwa ketika platform berubah, kehidupan dan bisnis pun berpindah.

Perusahaan dan pelaku bisnis yang merasa nyaman dengan apa yang sudah diraih, termasuk di dalamnya adalah cara-cara mengatasi masalahnya, tetapi tidak bisa menangkap sinyal-sinyal perubahan yang sedang terjadi maka perusahaan besar itu secara bergiliran akhirnya harus gulung tikar dan tenggelam pada waktunya.

Semua kejayaan dan masa keemasan itu harus sirna karena tidak mampu beradaptasi dan menciptakan inovasi baru. Mempertahankan cara lama di era yang berubah cepat tidak akan membawa kesuksesan.

Karena keberhasilan tak pernah bersifat final dan kehidupan tak pernah berhenti di sana. benar apa yang dikatakan Rhenald Kasali, “Lebih baik pegang kendali dari pada dikuasai”. (*)

*) Artikel ini telah tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini