UM Surabaya

Karena itulah maka dalam firman selanjutnya disebutkan:

{فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ}

“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa.” (Ali Imran: 174)

Yakni ketika mereka bertawakal kepada Allah, maka Allah memberikan kecukupan kepada mereka dari semua masalah yang menyusahkan mereka dan menolak dari mereka rencana orang-orang yang hendak berbuat makar terhadap mereka. Akhirnya mereka kembali ke tempat tinggalnya: dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa. (Ali Imran: 174)

Yaitu bencana yang telah direncanakan oleh musuh-musuh mereka terhadap diri mereka.

{وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ}

mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Ali Imran: 174)

Imam Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Al-Hafiz, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Daud Az-Zahid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Na’im, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnul Hakam, telah menceritakan kepada kami Mubasysyir ibnu Abdullah ibnu Razin, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Husain, dari Ya’la ibnu Muslim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah. (Ali Imran: 174) Yang dimaksud dengan nikmat ialah mereka kembali dengan selamat. Yang dimaksud dengan karunia ialah ada serombongan kafilah yang lewat pada hari-hari musim, maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) membelinya (dan menjualnya kembali di Madinah) hingga mendapat keuntungan yang cukup banyak, lalu beliau membagi-bagikannya di antara sahabat-sahabatnya.

Ibnu Abu Nujaih meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan firman-Nya: (Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kepada mereka.” (Ali Imran: 173)

Yang dimaksud adalah Abu Sufyan. ia mengatakan kepada Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam)., “Kalian kami tunggu di Badar tempat kalian telah membunuh teman-teman kami.” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) berkata, “Baiklah.” Maka berangkatlah Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) memenuhi janji Abu Sufyan, hingga turun istirahat di Badar dan secara kebetulan beliau menjumpai pasar yang sedang menggelarkan barang dagangannya, maka beliau berbelanja di pasar tersebut. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa. (Ali Imran; 174)

Menurutnya peristiwa ini terjadi dalam Perang Badar kecil (yakni sebelum Perang Badar Kubra).

Ibnu Jarir meriwayatkannya, dan dia meriwayatkannya pula dari Al-Qasim, dari Al-Husain, dari Hajjaj, dari Abu Juraij yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menuju tempat yang telah dijanjikan oleh Abu Sufyan, maka beliau dan para sahabatnya setiap bersua dengan orang-orang musyrik selalu menanyakan kepada mereka apa yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy.

Maka mereka yang ditanya menjawab, ”Orang-orang Quraisy telah menghimpun pasukan untuk menghadapi kalian.” Mereka menjawab demikian dengan maksud untuk menakut-nakuti Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) dan pasukan kaum muslim. Akan tetapi, orang-orang mukmin menjawabnya dengan ucapan, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Hingga mereka tiba di Badar dan ternyata mereka menjumpai pasar-pasarnya dalam keadaan aman, tidak seorang pun yang menyaingi mereka.

Lalu datanglah seorang lelaki dari kalangan kaum musyrik ke Mekah dan memberitahukan kepada penduduk Mekah tentang pasukan berkuda Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) ia mengatakan hal tersebut kepada mereka melalui bait-bait syairnya seperti berikut:

نَفَرَتْ قَلُوصِي مِنْ خُيول مُحَمَّدٍ … وَعَجْوَةٍ منْثُورةٍ كالعُنْجُدِ …

واتَّخَذَتْ مَاءَ قُدَيْدٍ مَوْعدي

“Unta kendaraanku menjadi lari ketakutan karena pasukan berkuda Muhammad. Dan pasukan untanya yang sangat banyak, maka aku mengambil Qadid sebagai tempat tujuanku.”

Ibnu Jarir mengatakan bahwa demikianlah apa yang dikatakan oleh Al-Qasim. Sebenarnya hal ini keliru, Sesungguhnya yang benar adalah seperti berikut:

قَد نَفَرَتْ مِنْ رفْقَتي مُحَمَّدٍ … وَعَجْوَة مِنْ يَثْربٍ كَالعُنْجُد …

تَهْوى عَلَى دِينِ أبِيها الأتْلَد … قَدْ جَعَلَتْ مَاءَ قُدَيْدٍ مَوْعدي …

“Aku terpisah dari teman-temanku karena Muhammad, dan pasukan untanya yang dari Yasrib begitu banyak jumlahnya. Mereka membela agama ayahnya yang dahulu (Nabi Ibrahim a.s.), maka aku menjadikan Qadid sebagai tujuanku.”

Kemudian Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

إِنَّما ذلِكُمُ الشَّيْطانُ يُخَوِّفُ أَوْلِياءَهُ

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian) dengan kawan-kawannya. (Ali Imran: 175)

Yakni meneror kalian dengan kawan-kawannya dan memberikan kesan kepada kalian bahwa mereka adalah pasukan yang mempunyai kekuatan dan keperkasaan.

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

فَلا تَخافُوهُمْ وَخافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka; tetapi takutlah kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran: 175)

Jika setan menggoda kalian dan menakut-nakuti kalian dengan ilusinya, maka bertawakallah kalian kepada-Ku dan mohonlah perlindungan kepada-Ku, karena sesungguhnya Aku pasti mencukupi kalian dan menolong kalian dari mereka. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكافٍ عَبْدَهُ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ [الزمر: 36] إِلَى قَوْلِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ [الزُّمَرِ: 38]

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka menakuti kalian dengan (sesembahan-sesembahan) selain Allah? (Az-Zumar: 36) sampai dengan firman-Nya: Katakanlah, “Cukuplah Allah bagiku.” Kepada-Nyalah bertawakal orang-orang yang berserah diri.” (Az-Zumar: 38)

Demikian pula firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:

فَقاتِلُوا أَوْلِياءَ الشَّيْطانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطانِ كانَ ضَعِيفاً

“Sebab itu, perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (An-Nisa: 76)

أُولئِكَ حِزْبُ الشَّيْطانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطانِ هُمُ الْخاسِرُونَ

“Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (Al-Mujadilah: 19)

كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Allah telah menetapkan, “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Al-Mujadilah: 21)

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” (Al-Hajj: 40)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian.” (Muhammad: 7), hingga akhir ayat.

نَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهادُ. يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.” (Al-Mu’min: 51-52)

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini