{وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ}
“dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Ali Imran: 173)
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yunus; yang menurut Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Abu Husain, dari Abud Duha, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (Ali Imran: 173) Doa inilah yang dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api. Nabi Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) mengucapkannya pula ketika orang-orang berkata kepadanya, “Kaum musyrik telah menghimpun pasukannya untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kalian kepada mereka.” Tetapi keimanan Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) dan para sahabatnya bertambah kuat dan mengatakan: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung.
Imam Nasai meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim dan Harun ibnu Abdul’ah yang keduanya menerima hadis ini dari Yahya ibnu Abu Bakar, dari Abu Bakar (yakni Ibnu Iyasy) dengan lafaz yang sama.
Tetapi hal yang mengherankan ialah Imam Hakim Abu Abdullah telah meriwayatkannya melalui hadis Ahmad ibnu Yunus dengan lafaz yang sama. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini sahih sanadnya dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
Kemudian Imam Bukhari meriwayatkannya melalui Abu Gassan Malik ibnu Ismail, dari Israil, dari Abu Husain, dari Abud Duha, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ucapan terakhir Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api ialah: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung.
Abdur Razzaq mengatakan bahwa Ibnu Uyaynah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Zakaria, dari Asy-Sya’bi, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ayat ini merupakan doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api. Hal ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir.
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ma’mar, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa As-Sauri, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahim ibnu Muhammad ibnu Ziyad As-Sukari, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Humaid At-Tawil, dari Anas ibnu Malik, dari Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) Pernah dikatakan kepadanya seusai Perang Uhud, “Pasukan kaum musyrik telah menghimpun kekuatannya untuk menyerang kalian lagi, maka takutlah kalian kepada mereka.” Lalu Allah (Subhanahu wa Ta’ala) menurunkan ayat ini.
Ibnu Murdawaih meriwayatkan pula berikut sanadnya melalui Muhammad ibnu Abdullah Ar-Rafi’i, dari ayahnya, dari kakeknya (yaitu Abu Rafi’), bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) mengirimkan sahabat Ali bersama sejumlah pasukan untuk mengejar Abu Sufyan. Lalu di tengah jalan mereka bersua dengan seorang Badui dari Khuza’ah, dan lelaki Badui itu berkata, “Sesungguhnya kaum musyrik telah menghimpun kekuatannya untuk menyerang kalian.” Maka sahabat Ali dan teman-temannya mengatakan: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah se-baik-baik Pelindung. lalu turunlah ayat ini, sehubungan dengan mereka.
قَالَ ابْنُ مَرْدُويه: حَدَّثَنَا دَعْلَجَ بْنُ أَحْمَدَ، أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، أَنْبَأَنَا أَبُو خَيْثَمَة مُصْعَب بْنُ سَعِيدٍ، أَنْبَأَنَا مُوسَى بْنُ أَعْيَنَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إذَا وَقَعْتُمْ فِي الأمْرِ العظيمِ فَقُولُوا: حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ”
“Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Da’laj ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Sufyan, telah menceritakan kepada kami Abu Khaisamah ibnu Mus’ab ibnu Sa’d, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu A’yan, dari Al-A’masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda: Apabila kalian mengalami suatu urusan yang besar, maka ucapkanlah,” Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik- Pelindung.”
Hadis ini dinilai garib bila ditinjau dari segi ini.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا حَيْوَة بْنُ شُرَيح وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي الْعَبَّاسِ قَالَا حَدَّثَنَا بَقِيَّة، حَدَّثَنَا بَحِير بْنُ سَعْد، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدان، عَنْ سَيْفٍ، عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُمْ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ فَقَالَ الْمَقْضِيُّ عَلَيْهِ لَمَا أَدْبَرَ: حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “رُدُّوا عَلَيَّ الرَّجُلَ”. فَقَالَ: “مَا قلتَ؟ “. قَالَ: قلتُ: حسبي الله ونعم الوكيل. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ اللَّهَ يَلُومُ عَلَى الْعَجْزِ، وَلَكِنْ عَلَيْكَ بِالْكَيْسِ، فَإِذَا غَلَبَكَ أَمْرٌ فَقُلْ: حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ”.
“Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Haiwah ibnu Syuraih dan Ibrahim ibnu Abul Abbas. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah. telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id, dari Khalid ibnu Ma’dan. dari Saif, dari Auf ibnu Malik yang menceritakan kepada mereka bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah memutuskan peradilan di antara dua orang lelaki. Lalu lelaki yang kalah urusannya ketika pergi mengucapkan, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Penolong.” Maka Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda, “Panggillah kembali lelaki itu untuk menghadap kepadaku.” Lalu beliau bersabda, “Apa tadi yang baru kamu katakan?” Lelaki itu menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Penolong.” Maka Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: Sesungguhnya Allah mencela (tidak menyukai) sikap lemah, tetapi kamu harus bersikap cerdik. Untuk itu apabila terkalahkan oleh suatu urusan, maka ucapkanlah, “Cukuplah Allah menjadi Penolongku, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Nasai melalui hadis Baqiyyah, dari Yahya ibnu Khalid, dari Saif (yakni Asy-Syami), tetapi tidak disebutkan dari Auf ibnu Malik, dari Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) dengan lafaz yang semisal.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ، حَدَّثَنَا مُطَرِّف، عَنْ عَطية، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ [فِي قَوْلِهِ: {فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ} [الْمُدَّثِّرِ: 8] قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدْ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ، يَسْمَعُ مَتَى يُؤْمَرُ فَيَنْفُخُ”. فَقَالَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَمَا نَقُولُ ؟ قَالَ: “قُولُوا: حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا”.
“Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Asbat, telah menceritakan kepada kami Mutarrif, dari Atiyyah, dari ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda: “Mana mungkin aku merasa enak, sedangkan malaikat pemegang sangkakala telah bersiap-siap meniup sangkakalanya dan mengerutkan dahinya menunggu perintah (dari Allah), lalu ia akan meniup(nya).” Maka sahabat-sahabat Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bertanya, “Lalu apakah yang harus kami ucapkan?” Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda.” Ucapkanlah oleh kalian, ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, hanya kepada Allah-lah kami bertawakal’.”
Hadis ini diriwayatkan pula melalui berbagai jalur. Hadis ini berpredikat jayyid.
Telah diriwayatkan kepada kami melalui Ummul Mukminin Zainab dan Siti Aisyah r.a., bahwa keduanya saling membanggakan dirinya. Siti Zainab berkata, “Allah telah menikahkan diriku, sedangkan kalian dinikahkan oleh orang-orang tua kalian.” Siti Aisyah berkata, “Pembebasanku diturunkan dari langit di dalam Al-Qur’an.” Pada akhirnya Siti Zainab menyerah kepada Siti Aisyah, kemudian ia bertanya, “Apakah yang engkau ucapkan ketika engkau mengendarai unta Safwan ibnul Mu’attal?” Siti Aisyah menjawab, “Aku mengucapkan, ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung’.” Siti Zainab berkata, “Engkau telah mengucapkan kalimah yang biasa diucapkan oleh orang-orang mukmin.”