Pesan Haedar Nashir pada Penggerak Utama Persyarikatan Muhammadiyah
Haedar Nashir bersama para penggerak utama Persyarikatan Muhammadiyah. foto: ist
UM Surabaya

Pelatihan Penggerak Utama Persyarikatan untuk Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia batch-1 resmi dibuka di BBPPMPVSB, Kaliurang, Sleman, Kamis (1/8/2024),

Hadir memberikan amanat dalam pembukaan acara ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir. Pada periode ini PP Muhammadiyah menginginkan proses dinamisasi dan transformasi fungsi-fungsi organisasi.

Haedar berharap melalui kegiatan ini akan melahirkan penggerak persyarikatan lebih maju, profesional, dan modern, yang secara kesinambungan berdampak pada Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan.

“Ini tentu pekerjaan yang menantang, dan kuncinya ini ada di sekretaris, karena itu matinya organisasi itu nyawanya di sekretaris,” ungkap Haedar.

Pertama, sekretaris merupakan tempat lalu lintas segala urusan organisasi, kata Haedar, oleh karena itu, sekretaris merupakan ruh penggerak organisasi. Sekretaris juga tempat mengagregasi pandangan termasuk pemikiran hasil dari rapat yang dijalankan.

Dari pengalamannya sebagai sekretaris sejak di Majelis Kader, sampai Sekretaris PP Muhammadiyah era kepemimpinan Syafii Maarif, Haedar kemudian ditunjuk menjadi perumus Khittah Denpasar yang mengharuskan dia untuk membaca semua khittah-khittah sebelumnya.

Tidak hanya Khittah Denpasar, Haedar juga ditunjuk oleh PP Muhammadiyah untuk merumuskan banyak dokumen organisasi yang menjadi rujukan bersama, seperti Dakwah Kultural dan lain sebagainya.

“Kedua, sekretaris juga untuk urusan-urusan administratif sampai urusan yang strategis,” ungkapnya.

Dia berpesan supaya sekretaris di Organisasi Muhammadiyah untuk menambah pengetahuan baru, salah satunya ilmu manajemen yang berfungsi untuk merancang bangun perjalanan organisasi.

Di sisi lain, Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyampaikan kegiatan ini diperuntukkan bagi penggerak persyarikatan. Penggerak ini tidak hanya ada di level pusat, tapi juga sampai wilayah, sampai daerah.

Sayuti menambahkan, pada pelatihan batch-1 ini diikuti oleh perwakilan sebagian wilayah Muhammadiyah, perwakilan Unsur Pembantu Pimpinan (UPP), dan perwakilan dari daerah Muhammadiyah se-DIY.

“Kita ingin fokus pelatihan ini tidak langsung diikuti oleh banyak peserta, sebab jika satu pertemuan sampai 70 orang, kelas itu menjadi tidak efektif. Maka kita menjadi batch satu dan dua,” tutur Sayuti.

Pada batch-1 ini perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) yang mengikuti adalah Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Babel, Riau, Kepri, Banten, Jateng, Kalbar, Kaltim, Kalteng, Kalsel, dan Kaltara. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini