Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama dengan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Timur menerima Professional Development Workshop on Library and Information Services (PDWLIS) Maldives National University (MNU) Maladewa. Mereka datang pada 31 Juli 2024 lalu. Kunjungan itu juga menjadi studi banding pustakawan Maladewa di Indonesia.
Aminath Riyaz, salah satu perwakilan dari MNU, mengapresiasi UMM yang memiliki berbagai fasilitas yang memadai untuk perpustakaan.
“Kami datang ke sini untuk belajar, transfer ilmu, dan sekaligus menjalin hubungan dengan UMM. Ke depan, tentu juga akan ada kerja sama khususnya terkait dengan keperpustakaan. UMM ini kampusnya besar sekali dan masih menghidupkan perpustakaan secara maksimal, terbukti dari banyaknya penghargaan yang diterima,” katanya menambahkan.
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa saat ini para akademisi perlu mencetak anak muda pemerhati perpustakaan. Dia juga mengucapkan terimakasih kepada UMM yang telah menerima kunjungan tersebut dengan berbagai fasilitas yang diberikan. Mulai dari penginapan bintang empat, yakni Rayz Hotel UMM hingga tur kampus.
Di sisi lain, Wakil Rektor IV UMM Muhamad Salis Yuniardi M.Psi., Ph.D. menjelaskan bahwa kemajuan peradaban itu tidak bisa lepas dari ilmu pengetahuan.
Sementara, salah satu sumber ilmu pengetahuan yakni dari buku dan pasti banyak ditemukan di perpustakaan.
Dia juga mengapresiasi masih banyak orang yang menjadi pemerhati perpustakaan ditengah gempuran zaman.
“Tidak bisa kita pungkiri bahwa saat ini generasi Z mulai malas untuk membaca naskah yang panjang. Apalagi membaca buku yang punya banyak halaman. Mereka lebih suka membaca tulisan singkat dan pesan singkat di gawai,” ungkapnya.
Menurutnya, permasalahan tersebut bisa dijawab salah satunya dengan mendekatkan anak muda dengan akses informasi dari perpustakaan.
Dia juga menyampaikan bahwa saat ini dunia sudah sangat cepat dalam bidang teknologi. Perpustakaan yang konvensional bisa dimodernisasi dengan mengubahnua menjadi perpustakaan digital yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
“Perpustakaan digital sepertinya perlu kita kembangkan dengan lebih masif lagi. Melalui perpustakaan itu, semua informasi bisa diakses dengan smartphone dan secara tidak langsung itu juga membuat para generasi Z lebih mudah untuk belajar,” tegasnya. (faq/wil/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News