Antara Bermedsos dan Membaca Al-Qur'an
foto: aplikasi pesan
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubalig Muhammadiyah (KMM) PSM Jombang.

“If we looked at the Mushaf (reading the Qur’an) as we look at our cellphones, we would be able to recite the Qur’an many times a month.”

(Seandainya kita melihat mushaf (membaca Al-Qur’an) sebagaimana kita melihat pada handphone, niscaya kita dapat mengkhatamkan Al-Qur’an berkali-kali dalam sebulan)

Dalam kehidupan modern saat ini, media sosial (medsos) semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari.

Dalam keadaan yang sama, kegiatan membaca Al-Qur’an sebagai ibadah juga menjadi prioritas bagi umat muslim.

Namun, bagaimana cara mengatur waktu untuk kedua kegiatan tersebut?

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan bahwa waktu adalah nikmat dari-Nya dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3)

Dalam hadis, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan pentingnya memanfaatkan waktu, sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut ini:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari No. 5933)

Hadis yang mulia ini memberitakan bahwa waktu luang adalah nikmat yang besar dari Allâh Ta’ala, tetapi banyak manusia tertipu dan mendapatkan kerugian terhadap nikmat ini.

Oleh karena itu, setiap orang harus memperhatikan untuk memanfaatkan waktu yang ia miliki untuk amal yang baik.

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa waktu adalah harta yang paling berharga dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Sedangkan Imam Al-Ghifari mengatakan bahwa kegiatan membaca Al-Qur’an sebaiknya dilakukan pada waktu-waktu yang paling tenang, seperti sepuluh malam terakhir Ramadan dan saat sepertiga malam.

Dari sudut pandang psikiater, membaca Al-Qur’an dapat memberikan ketenangan pikiran dan menjauhkan dari stres.

Sementara dalam menerapkan media sosial, penting untuk mengatur waktu dan membatasi penggunaannya agar tidak mengganggu keseimbangan pikiran dan kegiatan ibadah.

Kesimpulannya, dalam membagi waktu antara bermedsos dan membaca Al-Qur’an, yang terpenting adalah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan tidak mengabaikan salah satunya.

Kegiatan membaca Al-Qur’an harus tetap menjadi prioritas dan media sosial harus digunakan secara proporsional agar tidak mengganggu kegiatan ibadah.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini