*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Abdullah bin ‘Umar RA mengabarkannya bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. (HR. AlBukhari 2442)
“Jika nasihat yang baik tidak memberikan pengaruh bagi perubahan seseorang, maka ketahuilah bahwa hatinya itu kosong.” (Abu Bakar Ash-Shiddiq)
Muslim yang baik selayaknya mau menerima segala nasihat tanpa memandang siapa yang memberikan nasihat itu.
Terutama pada perkataan yang berasal dari saudara seiman meskipun orang itu berilmu ataukah fakir ilmu.
Karena hidayah Allah datang pada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tanpa memandang status hamba-Nya di dunia.
Tabiat manusia seringkali lalai dan berdosa, begitu juga keimanan manusia ada kalanya pasang dan surut. Untuk itulah perlunya saling menasihati saudara seiman.
Karena hakikatnya agama adalah nasihat dan saudara kita adalah amanah yang juga perlu kita jaga.
Ketika kita melakukan kesalahan pada orang lain, janganlah malu untuk meminta maaf. Begitupula ketika kita berbuat salah dan dosa, Allah akan sangat menantikan tobat kita.
Namun ketika kita tidak bisa melihat letak kesalahan perilaku atau ucapan kita, di situlah peran sang penasihat.
Tapi harus diingat nasihat yang mudah diterima adalah yang disampaikan dengan cara yang ahsan (baik), dan memperhatikan kondisi dari yang dinasihati.
Menerima suatu nasihat bukan tanda kekalahan atau ketidaktahuan. Bahkan yang sudah mengerti pun perlu dinasihati. Yang sudah paham pun perlu diingatkan. Dan yang sudah istikamah pun perlu terus dikuatkan.
Karena saudaramu adalah amanah bagimu, maka salinglah menasihati di jalan kebaikan.
Insya Allah bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News
