Muhammadiyah Dukung Pemberdayaan Berbasis Wisata di Wilayah Bali
Perwakilan MPM PWM Bali, di Gedoeng Moehammadijah, Kota Yogyakarta, foto: ist
UM Surabaya

Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendukung upaya pemberdayaan masyarakat berbasis pengembangan ekonomi dan wisata Wilayah Bali.

Dukungan itu disampaikan Ketua MPM PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin saat menerima kunjungan dari MPM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali, di Gedoeng Moehammadijah, Kota Yogyakarta, Selasa (6/8/2024).

Ketua MPM PWM Bali, Ayit Rahman menyampaikan kunjungan kali ini ke MPM PP Muhammadiyah untuk menyambung komunikasi, pasalnya MPM PWM Bali merupakan majelis baru yang dibentuk pada periode kepemimpinan 2022-2027.

“Di PWM Bali ada 9 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota. Karena minimnya SDM maka MPM baru terbentuk di 4 PDM,” kata Ayit membuka obrolan.

Kondisi serupa juga dialami oleh majelis maupun lembaga yang lain. Di sisi lain dengan segala keterbatasan yang ada, MPM PWM Bali merencanakan beberapa program pasca Rakornas MPM di Purwokerto pada 2023 lalu.

Selain penguatan ke dalam, MPM PWM Bali juga melakukan pemetaan potensi yang dimiliki tiap-tiap kabupaten/kota yang ada di Bali. Secara garis besar terdapat beberapa potensi meliputi perikanan, pariwisata, hortikultura, dan lain sebagainya.

Dalam pemetaan tersebut, MPM PWM Bali tidak berjalan sendiri, melainkan bersinergi dengan Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (MEBP) PWM Bali.

Khusus untuk MPM PWM Bali saat ini sedang mengembangan pembuatan perahu karet di PDM Karangasem.

“Ada juga perahu motor tempel dengan bahan karet, bisa untuk wisata, sedangkan kapal dengan ukuran 7 sampai 8 meter mampu memuat ikan tongkol,” ungkapnya.

Laporan tersebut diapresiasi oleh Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin. Bahkan didorong untuk lebih berkembang lagi supaya dapat memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat, tentu dengan gerakan yang inklusif.

Sebagai gerakan dakwah, Yamin menjelaskan supaya tidak melupakan aspek syiar. Oleh karenanya, perahu-perahu yang diproduksi oleh kelompok dampingan ini memiliki identitas atau ciri khas dengan Persyarikatan Muhammadiyah.

Selain itu, MPM PP Muhammadiyah juga mendorong adanya replikasi pilot project kelompok dampingan MPM oleh Pusat, seperti komunitas peternak telur fungsional dan kampung nelayan berkemajuan di Bali.

“Nanti wilayah bergerak dari sisi komunitasnya, dan MPM PP bergerak dari sisi jaringan dan pendukungnya,” kata Yamin.

Kunjungan ini tidak hanya antara MPM PWM Bali dengan MPM PP Muhammadiyah, tapi juga ada MEBP PWM Bali, dan Wisatamu Bali.

Selain Yamin, ada juga Sekretaris MPM PP Muhammadiyah Budi Nugroho, Hadi Sutrisno Bidang Pertanian, dan Muhammad Prima Putra dari bidang Nelayan dan Masyarakat Pesisir. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini