Kejar Realisasi Program 5.000 Doktor, Muhammadiyah Teken MoU dengan Perguruan Tinggi di Malaysia
Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah teken MoU dengan Universiti Malaysia Kelantan.
UM Surabaya

Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan (Majelis Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah teken MoU dengan Universiti Malaysia Kelantan (UMK) pada Selasa (6/8/2024) di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).

Kegiatan penandatangan tersebut diikuti oleh 56 Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) di Indonesia. Penandatanganan MoU tersebut bertujuan untuk menambah jalan kerjasama internasional PTMA dengan beberapa perguruan tinggi luar negeri.

Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Ahmad Muttaqin menjelaskan, kegiatan ini sekaligus untuk merealisasikan program 5.000 doktor PTMA. Di mana saat ini sudah ada 4.191 doktor yang menjadi dosen di PTMA.

“Selain Universiti Muhammadiyah Malaysia, data di Majelis Dikti yang studi S3 di UMK juga cukup banyak. Data lain yang cukup banyak itu di UNIZA,” ungkap Muttaqin.

Program kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri juga bagian dari komitmen PTMA untuk memperbaiki dan meningkatkan tenaga pendidikan, juga kapasitas kelembagaannya – yang dalam hal ini adalah akreditasi.

“Saat ini yang terakreditasi unggul PTMA kita ada 12 PTMA unggul. Yang baru saja unggul adalah Magelang (Unimma) karena sudah unggul boleh mengajukan FK, karena di Jawa syaratnya FK kan harus unggul,” katanya.

Mengingat di Indonesia tidak hanya ada PTMA, tapi juga perguruan tinggi negeri maupun swasta lain, ditambah lagi perguruan tinggi asing, maka Muttaqin berpesan supaya PTMA tidak boleh berhenti di zona nyaman.

“Melalui MoU ini adalah bagian dari kita ingin terus bergerak, kita ingin terus melangkah,” imbuhnya.

Sementara itu, Timbalan Naib Chancellor Akademik, Innovation & Antarbangda Prof. Dr. Arham Abdullah mengaku takjub dan mengapresiasi Persyarikatan Muhammadiyah, bahkan dia menyebut Muhammadiyah sebagai model yang baik.

Menurutnya model baik yang bisa dipelajari dari Muhammadiyah adalah keuntungan yang didapat dari penyelenggaraan Amal Usaha (AUM) tidak masuk ke kantong pribadi, melainkan diputar kembali untuk manfaat lebih besar ke masyarakat.

Kerja sama ini meliput pengembangan yang telah dilaksanakan dalam bidang pendidikan dengan mekanisme student exchange, kemudian dalam bidang penelitian dimana kedua belah pihak memiliki kesamaan pada bidang peternakan, pertanian, pertambangan dan beberapa hal terkait dengan perekonomian, juga  pada bidang pengabdian Masyarakat. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini