Hindari Mengumbar Aib Diri dan Orang Lain
foto: pixabay
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM)Jombang.

“Don’t use your tongue to talk about other people’s faults. Remember, you also have many faults and other people also have tongues.”

(Lidahmu janganlah engkau pergunakan untuk membicarakan aib orang lain. Ingatlah aibmu juga banyak dan orang lain juga punya lidah)

Mengumbar aib diri dan orang lain merupakan perbuatan yang sangat tidak baik dan seharusnya dihindari. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”” (Qs. Al-Hujurat:12)

Selain itu, ada juga hadis dari Abu Hurairah dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.” (HR Muslim No. 2699)”

Beberapa ulama seperti Imam Ghazali dan Imam Nawawi juga telah menegaskan betapa pentingnya menjaga rahasia dan privasi orang lain serta menghindari mem-broadcast hal-hal yang tidak baik tentang seseorang.

Mengumbar aib merupakan tindakan yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, tindakan ini dapat menyebabkan rasa malu dan kehilangan martabat bagi orang yang diumbar aibnya.

Atha’ bin Abi Ribah rahimahullah berkata, “Siapa saja yang menyebarkan luaskan cerita-cerita buruk dan keji, maka dialah yang pertama kali memikul dosa pencetus awal cerita buruk itu, meskipun cerita buruk itu memang betul terjadi.”

Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu menghindari mengumbar aib diri sendiri maupun orang lain.

Kita juga harus senantiasa berusaha untuk menjaga kehormatan dan martabat diri maupun orang lain.

Dengan begitu, kita akan hidup dalam lingkungan yang harmonis dan penuh keberkahan.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini