Muhammadiyah Itu Setengah Negara
foto: shutterstock
UM Surabaya

*) Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA,
Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan

Menilai buruk Muhammadiyah secara berlebihan hanya karena situasi kebijakan politik pemerintahan itu tidak tepat jika tidak memiliki pemahaman mendalam tentang Muhammadiyah dari masa ke masa.

Fenomena masyarakat hari ini dengan kemudahan informasi sosial media, membuat semua netizen dapat bersuara dan berkomentar apa saja dalam melihat setiap peristiwa kejadian. 5 aspek kehidupan yang membuat kegaduhan media sosial terbesar, yakni politik, agama, olahraga, budaya dan kriminalitas. Kelimanya paling sering yang viral, sehingga paling cepat membangun opini dan narasi yang menjadi perbincangan publik sampai ke level bawah.

Dalam kehidupan masyarakat sipil sering kali terjadi perbedaan pandangan yang arahnya sangat kental pada perpecahan, meskipun dalam konteks Indonesia masih sangat kecil dan minim. Apalagi bila melihat keputusan pemerintah dan kebijakan publik yang tidak pro rakyat atau terjadinya diskriminasi maupun terjadinya gejolak gerakan perlawanan.

Kehidupan politik penuh intrik selalu saja membuat situasi itu menjadi sadar kerterbelahan dan juga pertentangan yang begitu besarnya. Penting dalam bernegara dan yang menjadi aktor negara mengedepankan moral, akhlak, etika, adab, teladan, dan kebijaksanaan yang benar. Hal itu agar terciptanya suasana harmoni dalam perbedaan antar pribadi.

Perjalanan panjang Muhammadiyah yang telah dilalui tidaklah mudah, dari mulai awal gagasan kemudian lahirnya Muhammadiyah, sampai pada legalitas terus sampai kepada beberapa generasinya sampai sekarang dan yang akan datang.

Banyak halangan, tantangan, rintangan, penolakan, tertawaan, penyepelean, cibiran, hinaan dan lain sebagainya kepada Muhammadiyah, pada pimpinan, kader, dan warga Muhammadiyah.

Muhammadiyah menyelami lintas zaman dan mengarungi samudra kehidupan yang penuh onak duri serta warna warni. Yang mulanya baru sekadar organisasi fokus keagamaan, lalu mengurusi sosial masyarakat panti asuhan, kemudian mendirikan rumah sakit sampai pada beberapa jenis amal usaha Muhammadiyah yang sudah semakin banyak.

Walaupun berbentuk ormas atau organisasi Islam, namun perannya sudah layaknya negara sehingga disebut Muhammadiyah setengah negara, akibat telah banyak berperan membangun bangsa bilamana negara atau pemerintah pun masih terbatas gerak langkahnya.

Muhammadiyah mencerahkan semesta dan bumi Nusantara ini jauh lebih besar daripada sekadar suatu pemberian oleh pemerintah ataupun negara. Tidak tepat bila ada yang mengerdilkan Muhammadiyah hanya karena suatu kebijakan pemerintah.

Muhammadiyah telah melewati dinamika dari Imperialis VOC, Nasakom, Azas Tunggal, Komersialisasi Pendidikan, Pluralisme Agama, Marhaenis Kiri, Jaringan Islam Liberal, IUP Tambang dan lainnya lagi. Itu semua bukan dongeng fiksi, apalagi mitos maupun kisah ilustrasi. Melainkan sejarah dan historis nyata yang kronologisnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini