Ke depan, polemik akan terus terjadi ketika rezim baru memimpin negeri ini. Munculnya kebijakan publik pasti akan membuat polemik politik, tak terkecuali di tubuh Muhammadiyah sebagai bentuk nilai kebebasan berpendapat.
Muhammadiyah tidak akan lekang dan hancur oleh kebijakan siapa pun. Karenanya, jangan ada lagi narasi miring dan pikiran negatif terhadap Muhammadiyah. Nama Muhammadiyah jauh lebih besar daripada hanya nama seorang Presiden, bahkan nama negara atau nama Indonesia itu sendiri.
Muhammadiyah itu setengah negara. Makanya, jangan heran ada diksi Negara Muhammadiyah muncul bahkan ditulis dalam beberapa buku, jurnal, dan artikel. Muhammadiyah dalam menghadapi pemerintahan beserta kebijakannya selalu lolos, khatam, final dan tidak membuat Muhammadiyah menjadi kecil maupun kerdil.
Adanya kekhawatiran dan juga kritikan itu hal wajar selama dilakukan dengan adab, moral, etika yang berkemajuan. Langkah dan upaya Muhammadiyah melalui pimpinan pusat itu seharusnya dan idealnya didukung, didoakan, dan diawasi.
Bukan sebaliknya, malah dijatuhkan, dihina, apalagi memfitnah. Karena Muhammadiyah telah melewati politik polemik dari Imperialis VOC, Nasakom, Azas Tunggal, Komersialisasi Pendidikan, Pluralisme Agama, Marhaenis Kiri, Jaringan Islam Liberal, IUP Tambang dan lainnya lagi.
Ke depan, siapa pun presidennya dan model pemerintahannya, Muhammadiyah akan tetap menghadapi dinamika politik yang mudah-mudahan dapat disikapi dengan bijaksana, egaliter, elegan, penuh hikmah, bernilai ibrah, dan tetap fokus pada keumatan yang terus memberi untuk negeri.
Muhammadiyah dulu, Muhammadiyah kini, dan Muhammadiyah yang akan datang serta Muhammadiyah selamanya akan terus mencerahkan, mencerdaskan, memberdayakan, menyejahterakan umat ke arah yang lebih baik dengan segala keterbatasan hang masih dalam hal wajar normal sesuai koridor agama.
Semoga segala bentuk politik polemik di Muhammadiyah akan membentuk lingkaran dan lingkungan yang lebih berkemajuan untuk mencerahkan semesta. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News